pustamun.blogspot.com - WS Rendra, ialah tokoh sastrawan kenamaan Indonesia. Di ialah seorang penyair yg melahirkan sajak-sajak yg bernas dengan bahasa yg tangkas dan lugas. WS Rendra tidak hanya menulis Puisi perihal keindahan dan imajinasi, tetapi juga membawa misi untuk perbaikan.
Puisi-puisinya (oleh Rendra disebut: Pamflet Masa Darurat) memang bernada bahasa pamflet yg lugas dan pribadi menjurus. Tidak terlalu menggunakan bahasa yg bersayap (imajinatif dan sulit dipahami).
Karya-karya WS Rendra selalu bertalian dengan keadaan sosial, ekonomi, politik. Bahkan ada yg seCaranya tegas berjudul: oposisi.
"Dalam keadaan apapun, Rendra senantiasa menyihir kita lewat kata-kata"
-- Sapardi Djoko Damono, Penyair yg populer dengan sajak Aku Ingin dan Hujan Bulan Juni.
"Tak hanya pada sajak-sajak 'pamflet masa darurat'nya, WS Rendra memberi kesaksian. Sejak sajak-sajak baladanya, ia sudah menuliskan perihal mereka yg terpinggirkan dan dikalahkan. Dalam banyak sajak WS Rendra, selalu adsa gairah pemberontakan, yg tak takluk pada keadaan. Kita terpesona bukan hanya pada kata-kata yg dituliskannya, tetapi juga pada tenaga dalam sajak-sajaknya. Inilah Mengapa sajak-sajak Ws Rendra menjadi penting di zaman ini. Zaman yg penuh godaan kesementaraan."
-- Agus Noor, penulis.
"Sastra itu bukan sekadar seni menyusun kata-kata, lebih penting lagi adsalah bagaimana seseorang telah hingga kepada pilihan kata-kata yg disusunya itu --yakni bentuk perhatian seorang penulis kepada dunia dan kehidupan yg ada di sekitarnya. Dalam hal Rendra, perhatian itu ialah kepedulian, keberpihakan, dan akibatnya keterlibatan, sehingga saasstra baginya terperinci bukanlah sekadar seni demi pertumbuhan seni itu sendiri. Sajak-sajak Rendra menjadi bukti tanggung jawabnya sebagai seorang penyair yg tidak lagi memburu keindahan permaian kata, melainkan keindahan usaha hidup manusia, yg sangat amant dapat ditularkan oleh segenap susunan kata yg telah dipilihnya. Sebagaimana yg telah dimungkinkan oleh sajak-sajak Rendra.
-- Seno Gumir Aji Darma
"WS Rendra ialah sosok pejuang kemanusiaan dan kebududayaan dengan senjata kata-kata. Dia sosok besar yg piawai merangkai fenomena dalam kalimat-kalimat bernas. Disuntikkannya semangat dan gairah melawan dalam setiap pintalan baris. Membaca puisi-puisinya bagaikan tersengat percikakkan bara yg berushaa mempertahankan nyalanya di tengah serbuah hawa dingin."
-- Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
"Dari dulu setiap membaca puisi Mas Willy (panggilan erat WS Rendra di kalangan karibnya), aku selalau diingatkan bahhwa walau meledak-ledak dan berdaya pukau, puisi dapat tetap sederhana, berbahasa sehari-hari namun sangat religius. Kumpulan puisi Almarhum, "Doa untuk Anak Cucu" ini pun tetaplah demikian bahkan tambah demikia. Salut."
-- Sujiwo Tejo, seniman, budayawan, musisi, dan Presiden Jancukers.
Komentar para tokoh diatas dikutip dari Buku Kumpulan Puis WS Rendra yg berjudul Doa untuk Anak Cucu. dengan keterangan judul: Kumpulan Puisi WS Rendra yg Belum Pernah Dipublikasikan. Buku kumpulan Puisi
Mari terus membaca puisi, untuk lebih berMakna, dan menjadi masnusia yg terpuji!
Salam Sastra, Salam Pustamun!a
0 Response to "Tanggapan Dan Komentar Tokoh Pada Karya Ws Rendra"