WS Rendra ibarat sudah jamak diketahui, yakni tokoh penyair yg populer dengan puisi-puisi yg disebut dengan puisi pamflet. Bahkan WS Rendra sendiri menyebutkan bahwa sajak-sajaknya yakni pamflet:
"Inilah sajakku, pamflet masa darurat"
Baris di atas merupakan kutipan dari Puisi WS Rendra yg berjudul Sajak Sebatang Lisong. Puisi yg pembacaanya direkam (sebagai bab dari film) dan diunggah ke Youtube dan ditonton oleh aneka macam orang.
WS Rendra, meninggal pada hari Kamis malam Jumat pada tanggal 6 Agustus 2009. Sebelum meninggalnya tersebut, sekitar seminggu sebelumnya, tepatnya tanggal 31 Juli 2009. WS Rendra menulis 'Puisi Penutupnya'. Puisi terakhirn WS Rendra tersebut berjudul Tuhan, Aku Cinta Padamu.
Tuhan, Aku Cinta pada-Mu
Aku lemas
tapi berdaya
Aku tak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak napas
tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yg ideal dan wajar.
Aku ingin kembali ke jalan alam
Aku ingin meningkatkan dedikasi kepada Allah
Tuhan, saya cinta pada-Mu
Puisi tersebut ditulis oleh WS Rendra di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta.
Puisi terakhir karya WS Rendra di atas menggambarkan kepasrahan kepada Tuhan dalam kondisinya yg sakit. Tetapi tidak mengeluh meskipun mencicipi posisi yg pas dan nyaman. Disebutkan bahwa tidak pada posisi yg masuk akal dan ideal.
Bahkan di bab selesai puisi, WS Rendra ingin semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Aku ingin meningkatkan dedikasi kepada Allah
Tuhan, saya cinta pada-Mu.
Catatan:
Lebih asyik baca puisi di Buku Kumpulan Puisi. Yuk beli buku Puisi, tidak cuma baca puisi yg ada di blog ibarat ini.
"Inilah sajakku, pamflet masa darurat"
Baris di atas merupakan kutipan dari Puisi WS Rendra yg berjudul Sajak Sebatang Lisong. Puisi yg pembacaanya direkam (sebagai bab dari film) dan diunggah ke Youtube dan ditonton oleh aneka macam orang.
WS Rendra, meninggal pada hari Kamis malam Jumat pada tanggal 6 Agustus 2009. Sebelum meninggalnya tersebut, sekitar seminggu sebelumnya, tepatnya tanggal 31 Juli 2009. WS Rendra menulis 'Puisi Penutupnya'. Puisi terakhirn WS Rendra tersebut berjudul Tuhan, Aku Cinta Padamu.
Tuhan, Aku Cinta pada-Mu
Aku lemas
tapi berdaya
Aku tak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak napas
tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yg ideal dan wajar.
Aku ingin kembali ke jalan alam
Aku ingin meningkatkan dedikasi kepada Allah
Tuhan, saya cinta pada-Mu
Puisi tersebut ditulis oleh WS Rendra di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta.
Puisi terakhir karya WS Rendra di atas menggambarkan kepasrahan kepada Tuhan dalam kondisinya yg sakit. Tetapi tidak mengeluh meskipun mencicipi posisi yg pas dan nyaman. Disebutkan bahwa tidak pada posisi yg masuk akal dan ideal.
Bahkan di bab selesai puisi, WS Rendra ingin semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Aku ingin meningkatkan dedikasi kepada Allah
Tuhan, saya cinta pada-Mu.
Catatan:
Lebih asyik baca puisi di Buku Kumpulan Puisi. Yuk beli buku Puisi, tidak cuma baca puisi yg ada di blog ibarat ini.
0 Response to "Puisi Ws Rendra Menjelang Kematiannya: 'Tuhan, Saya Cinta Pada-Mu'"