Baru pertama kali membuka akun twitter setelah sekian bulan tidak ditengok lagi alasannya kesibukan. Saat membuka twitter ada akun tokoh populer yg saya ikuti mengunggah poster 'tandingan' terhadap wacana kenaikan harga bbm.
Dilihat dari kebijakan publik, terang ini penting dan 'mungkin' diseting oleh pemerintah. Entah melalui kementerian apa atau tim khusus di luar kementerian yg memang menjadi 'tim khusus' pembela pemerintah.
Berikut ini saya unggah poster digital yg diunggah oleh Keliru satu tokoh di twitter (mungkin juga hasil forward dan share).
(Catatan: Poster digital yg saya Download dari twitter sebatas yg berwarna hijau)
Dalam memahami wacana perlu juga diketahui latar belakang penuturnya. Kata Sujiwo Tejo, melalui akun twitternya, dalam memahami pendapat orang Musti diketahui kowe sopo, milu sopo, oleh opo. Pendapat Sujiwo Tejo ini, menyiratkan bahwa sebuah wacana Musti dipahami seCaranya komprehensif.
Kowe sopo, milu sopo, oleh opo menyiratkan posisi pembuat wacana. Dalam hal poster digital wacana 'Fitnah' Pemerintah Menaikkan Harga BBM. Orang (tokoh) yg mengembangkan poster digital tersebut yaitu mantan tim sukses Jokowi Saat pilpres, kini kabarnya beliau menjadi komisaris Keliru satu BUMN.
Sekarang kita tahu, penyebar wacana poster digital tersebut. Dia orang pemerintah (pendukung pemerintah), beliau sanggup jatah pekerjaan.
Selanjutnya, kita bahas isi wacana poster digital tersebut. Berikut ini disalin seCaranya Komplit:
FITNAH: PEMERINTAH MENAIKKAN HARGA BBM
FAKTANYA: PEMERINTAH TIDAK MENAIKKAN HARGA BBM BERSUBSIDI (SOLAR DAN MINYAK TANAH, PREMIUM RON 88)
yg NAIK ADALAH BBM NON SUBSIDI SEPERTI PERTAMAX, PERTAMAX PLUS, PERTALITE, DAN PERTAMINA DEX, SESUAI HARGA PASAR
Ada kerancuan dalam wacana di atas. Pernyataan pemerintah menaikkan harga BBM 'dituduh' FITNAH. Sementara fiitnah yaitu perkataan bohong atau tanpa menurut kebenaran yg disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan orang).
Dapat disimpulkan bahwa, fiitnah berMakna isu bohong, yg kini ngetren dengan istilah hoax. Padahal kenaikan harga BBM yaitu fakta. Bahkan dalam wacana tersebut juga ditulis, yg NAIK ADALAH....
Ini logikanya bagaimana?
Dituduh Fitnah, kemudian dijilat sendiri ludah yg telah ditumpahkan, tanpa menunggu ganti baris, hanya dalam satu wacana.
Pernyataan: Pemerintah Menaikkan Harga BBM yaitu fakta, meskipun tidak Komplit. yg bohong yaitu si pembuat wacana yg mengatakan: FAKTANYA.
Ini hanyalah duduk perkara sudut pandang, tetapi perlu diyakini juga bahwa pembuat wacana yaitu pihak profesional, bukan meme yg dibentuk sekenanya. Buktinya kualitas desain yg sangat baik.
Saat orang-orang profesional sudah saling tuduh dengan kata-kata negatif mau jadi apa negara ini.
Dilihat dari kebijakan publik, terang ini penting dan 'mungkin' diseting oleh pemerintah. Entah melalui kementerian apa atau tim khusus di luar kementerian yg memang menjadi 'tim khusus' pembela pemerintah.
Berikut ini saya unggah poster digital yg diunggah oleh Keliru satu tokoh di twitter (mungkin juga hasil forward dan share).
(Catatan: Poster digital yg saya Download dari twitter sebatas yg berwarna hijau)
Dalam memahami wacana perlu juga diketahui latar belakang penuturnya. Kata Sujiwo Tejo, melalui akun twitternya, dalam memahami pendapat orang Musti diketahui kowe sopo, milu sopo, oleh opo. Pendapat Sujiwo Tejo ini, menyiratkan bahwa sebuah wacana Musti dipahami seCaranya komprehensif.
Kowe sopo, milu sopo, oleh opo menyiratkan posisi pembuat wacana. Dalam hal poster digital wacana 'Fitnah' Pemerintah Menaikkan Harga BBM. Orang (tokoh) yg mengembangkan poster digital tersebut yaitu mantan tim sukses Jokowi Saat pilpres, kini kabarnya beliau menjadi komisaris Keliru satu BUMN.
Sekarang kita tahu, penyebar wacana poster digital tersebut. Dia orang pemerintah (pendukung pemerintah), beliau sanggup jatah pekerjaan.
Selanjutnya, kita bahas isi wacana poster digital tersebut. Berikut ini disalin seCaranya Komplit:
FITNAH: PEMERINTAH MENAIKKAN HARGA BBM
FAKTANYA: PEMERINTAH TIDAK MENAIKKAN HARGA BBM BERSUBSIDI (SOLAR DAN MINYAK TANAH, PREMIUM RON 88)
yg NAIK ADALAH BBM NON SUBSIDI SEPERTI PERTAMAX, PERTAMAX PLUS, PERTALITE, DAN PERTAMINA DEX, SESUAI HARGA PASAR
Ada kerancuan dalam wacana di atas. Pernyataan pemerintah menaikkan harga BBM 'dituduh' FITNAH. Sementara fiitnah yaitu perkataan bohong atau tanpa menurut kebenaran yg disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan orang).
Dapat disimpulkan bahwa, fiitnah berMakna isu bohong, yg kini ngetren dengan istilah hoax. Padahal kenaikan harga BBM yaitu fakta. Bahkan dalam wacana tersebut juga ditulis, yg NAIK ADALAH....
Ini logikanya bagaimana?
Dituduh Fitnah, kemudian dijilat sendiri ludah yg telah ditumpahkan, tanpa menunggu ganti baris, hanya dalam satu wacana.
Pernyataan: Pemerintah Menaikkan Harga BBM yaitu fakta, meskipun tidak Komplit. yg bohong yaitu si pembuat wacana yg mengatakan: FAKTANYA.
Ini hanyalah duduk perkara sudut pandang, tetapi perlu diyakini juga bahwa pembuat wacana yaitu pihak profesional, bukan meme yg dibentuk sekenanya. Buktinya kualitas desain yg sangat baik.
Saat orang-orang profesional sudah saling tuduh dengan kata-kata negatif mau jadi apa negara ini.
0 Response to "Fitnahnya Fitnah | Perang Perihal Kenaikan Harga Bbm"