Latest News

Pesan Quraish Shihab Untuk Para Guru Dan Murid Saat Berkunjung Di Kediaman Gus Mus

Sudah seharusnya, seorang ulama, pemimpin umat senantiasa mengingatkan umat untuk bertingkah baik, berlaku baik, dan saling menyayangi, juga memperteguh keimanan. Adapun Caranyanya, sangat beragam. Ada ulama yg punya jadwal program rutin di teve-teve. Ada pula ulama yg 'dakwah' dengan Caranya menjadi pemain sinetron. Tak langka pula, melaksanakan orasi-orasi (tausiyah-tausiyah) melalui agresi massa.
Quraish Shihab di Kediaman Gus Mus | Foto: Facebook Wahyu Slavana

Jalan yg ditempuh oleh Quraish Shihab lebih keren. Beliau nrimo tanpa berusaha mengabarkan kunjungannya ke kediaman Gus Mus (KH. Ahmad Mustofa Bisri) kepada wartawan. Tetapi, melalui akun Wahyu Sulaiman sanggup ketahui betapa sejuk dan bersahajanya kedua tokoh dan ulama terkemuka di Indonesia ini.

Selain saling berkunjung dan saling menyapa antar-kedua tokoh tersebut, sang tamu Quraish Shihab senantiasa menawarkan wejangan-wejangan yg meneduhkan. Membuat kita tertunduk malu. Pilihan kata yg dipakai oleh Quraish Shihab juga identik dengan orang kebnyak.

Mari sama-sama mencerna isi tausiyah Quraish Shihab melalui goresan pena Wahyu Sulaiman berikut ini:

"Terkadang kita berusaha untuk mendapatkan sesuatu, kita gagal. Tetapi kemudian, tanpa disadari, itu kita temukan. Pengalaman saya, pengalaman banyak teman-teman di Azhar".
Kali ini, Habib Quraish Shihab bercerita salahsatu kejadian dan pengalamannya Saat menempuh pendidikan di Al-Azhar Kairo Mesir.
"Saya kisah waktu saya menulis desertasi. Desertasi saya itu, 'tahqieq', adalah membaca, atau menganalisa satu buku lama. Tapi, antara lain kiprah kita, mencari pendapat yg ada di dalam buku itu untuk diketahui. Apa ini pendapat penulis, atau pendapat orang lain yg dikutip oleh penulis? Jika itu pendapat orang lain yg dikutip oleh penulis, kita Musti cari buku itu untuk kita katakan, ini sesuai atau tidak?"
Aku mulai semakin hati-hati mencerna kisah yg disampaikan Habib Quraish, supaya tidak Keliru tangkap.
"Ada uraian, contohnya, Imam Ghazaliy berkata 'begini'. Tapi dulu kan tidak disebut bukunya, tidak disebut halaman berapa? Sudah, tidak dapat. Berhari-hari dicari tidak dapat. Saya lapor sama pembimbing, dia bilang; tulis saja, 'lam ajidhum', saya tidak dapat".
Aku menghela nafas sesaat sembari Mengubah sedikit posisi duduk. Lumayan, agak kesemutan juga kaki ini. Tapi, saya masih sangat betah berada di majelis itu. Lalu, Habib Quraish kembali melanjutkan ceritanya.
"Tetapi, keesokan harinya kita sudah beralih pada hari yg lain. Keesokan harinya, menuju ke suatu lokasi di perpustakaan, cari buku, tiba-tiba kaki itu berhenti di depan satu buku".
Sambil menepuk kaki kirinya yg ditekuk.
"Kita buka, sanggup itu buku yg dicari berhari-hari..!"
Lalu, menoleh ke arah Abah Ahmad Mustofa Bisri sembari menepuk pelan paha Abah.
Kami semua yg asik mendengarkan kisah beliau, tanpa dikomando, impulsif gotong royong mengeluarkan kata kagum.
"Ooohh..!"
Habib Quraish, kembali bercerita.
"Ah..! Itu juga kata Ibnu Sina, itu seringkali orang mendapatkan solusi dari problemanya melalui mimpi".
Kali ini, intonasi bunyi Habib Quraish agak tinggi.
"Jika kita kisah mirip ini sekarang, orang tidak bakal percaya. Tapi, itu pengalaman banyak orang".
Intonasi bunyi Habib Quraish kembali mirip semula.
"Jadi, itu hubungan tadi, hubungan 'murid' dengan 'syeikh'. Ihlas, tulus, hormat, mengikuti, dan lain sebagainya".

Semoga kita semua sanggup menjadi murid yg senantiasa mendapatkan keikhlasan dan ketulusan dari guru-guru kita. Sehingga sanggup sambung batin dengan beliau-beliau yg telah mengajari kita dan menawarkan ilmu yg berkah.

0 Response to "Pesan Quraish Shihab Untuk Para Guru Dan Murid Saat Berkunjung Di Kediaman Gus Mus"

Total Pageviews