Latest News

Pengembangan Keterampilan Berbicara

Mempertahankan bicara di kelas

Insight
Ruang kelas yang damai secara tradisional dianggap lingkungan yang baik untuk belajar, dan guru, administrator, dan orang bau tanah beranggapan bahwa siswa sanggup berguru dengan baik  ketika mereka bekerja dengan damai dan individual. Gagasan ini, bahwa lingkungan yang damai memfasilitasi pembelajaran telah ditentang dalam beberapa tahun terakhir dengan dikenalkannya seni administrasi pembelajaran gres yang mendorong kegiatan berbicara. Dalam kelompok diskusi sastra, contohnya, siswa mengembangkan interpretasi dari kisah yang  telah mereka baca untuk mendapatkan tanggapan, pertanyaan, dan membuatkan dengan sobat sekelas. Demikian pula, dalam kelompok menulis, siswa membaca draf berangasan komposisi mereka, menulis dan berbicara dengan anggota kelompok perihal bagaimana merevisi karya mereka untuk berkomunikasi lebih efektif. Ketika Anda membaca penggalan ini perihal berbicara, satu persoalan yang perlu dipertimbangkan adalah: apa saja kegunaan dari berbicara di kelas?
Bicaramerupakan cara berbahasa yang paling utamadan sangat ekspresif. Baik anak-anakdan orang dewasamenggunakannyalebih seringdaripada menulis, dan anak-anakbelajar berbicarasebelum merekabelajar membacadan menulis. Bicarajugamerupakan cara berkomunikasi yang dipakai semua orangdan berkembang di seluruh dunia.Stewig(1983a) melaporkan bahwa dari2,796bahasa yang digunakansaat ini, hanya sebagian kecil darimereka-sekitar 153- yang telah dikembangkan dalambentuktulisan.
Ketika merekadatang ke sekolah, kebanyakan anakfasihberbicara. Mereka telahmemiliki 4atau5tahunpraktek berbicaradanmendengarkan yang luas. Karenasiswatelah memperolehdasarkompetensibahasalisan, guru seringmenganggap bahwamereka tidakperlu menekankan kegiatan berbicaradalam kurikulumkelas. Penelitian menunjukkan, bagaimanapunsiswa mendapat banyak manfaat dariberpartisipasi dalam kegiatanberbicara, kegiatan berbicara sepanjanghari di sekolah adalahbahan yang diperlukanuntuk belajar(Cazden, 1986, 1988;Golub, 1988;Heath, 1983).
Heath(1983) menyatakan bahwa berbicaradi kelasdasar telahdianggap palingkondusif untukbelajar, tetapiriset menyebutkanbahwabicara adalahbahan yang diperlukanuntuk belajar. Shuy(1987) menyampaikan berbicaraseringditiadakan di kelasdasarkarenaukuran kelas yang besar danasumsikeliru bahwadiammemfasilitasipembelajaran. Guruharusmelakukan upaya ekstrauntuk memberikan kesempatan bersosialisasidan berbicara.
A.    PERCAKAPAN
secara singkat, percakapan informal merupakan kejadian umum di lingkungan sosial sekolah. Siswa berkomunikasi dengan sobat sekelas dikala mereka mengerjakan mural sebagai penggalan dari siklus tema tertentu, dikala mereka membaca buku di perpustakaan kelas, dan setelah mereka mendengarkan cerita. Dalam percakapan singkat, siswa memakai kegiatan berbicara untuk tujuan yang berbeda (Wilkinsn, 1984). Mereka mencoba untuk mengontrol sikap sobat sekelas, menjaga kekerabatan sosial,memperoleh informasi , dan membuatkan pengalaman pribadi serta pendapat. Guru memakai waktu luang sebelum kelas dimulai untuk bercakap-cakap dengan siswa. Tujuan dari pembicaraan ini yaitu untuk bersosialisasi, dan bagi siswa hal ini sangat penting untuk membuat iklim kepercayaan di dalam kelas.
Di sisi lain, percakapan juga memiliki tujuan intruksional.Siswabertemudalam kelompok kecil untukbelajar perihal karya sastrayang telah mereka baca, menanggapitulisanmasing-masing,bekerja padaproyek-proyek, danuntuk mengeksplorasikonsep-konsep,merekabelajardalam literatur sesuaiunitfokus dan temasiklus. Siswamenggunakankegiatan berbicarauntuk suatu tujuan,baikestetikadaneferen, danfitur yang palingpentingdaripercakapankelompok keciladalah bahwa merekamengutarakan  apa yang mereka pikirkan.Gurumenanggapi idesiswa secaraserius, danNystranddan rekan-rekannya(1993) menunjukkan bahwasiswadianggapsebagai pemikir, bukan hanya"mengingat" dalam percakapantersebut. ketikasiswabekerja dalam kelompok, mereka menjaditerlibatdalam prosespembelajaransertamerasa memilikipengetahuan yang merekahasilkan.
Para penelititelah membandingkanefektivitaspercakapankelompok kecildenganpendekatanInstruksionallainnya, dan merekatelahmenemukan bahwa kegiatan siswa dalam belajarmeningkatketika siswamenghubungkan apayang mereka pelajaridengan pengalamanmereka sendiri, danterutama ketika merekamelakukannya dengankata-kata mereka sendiri(Wittrock &Alesandrini, 1990). Demikian pula, Pressley(1992) melaporkan bahwa siswabelajarlebih lanjutketika mereka memilikikesempatanuntuk menguraikanide melaluikegiatan berbicara.
Siswa berbicarauntuk bekerja dan memecahkanmasalah, mencapai tujuan, atau menghasilkanintepretasiataupengetahuan barudalam percakapankelompok kecil. Percakapanini sanggup digunakandi semuatingkat kelas, dari TK sampaikelas delapan. Anak TKbisa bekerja samadalam sebuah kelompok keciluntuk bereksperimendengan benda-bendadanmemilahmereka sesuai dengan kegiatan tersebut, apakah mereka bisa mengikuti atau tidak. Siswakelas menengahmungkin bekerjadalam kelompok keciluntuk merencanakandramatisasicerita dari buku yang telah mereka baca.
Saat siswabicaraspontanhal tersebut mencerminkanpemikiran mereka. Anggota kelompok memberikomentar semoga percakapandapat berkembang. Merekatidak setuju, mengajukan pertanyaan, danmeminta klarifikasiatas komentaryang  tidak mereka  mengerti. Dalampercakapan, siswabicara  tidak sesuai arahkegiatankarenatidakharusmemberikanjawaban yang benar. Misalnya, dalampercakapankelompok kecilselama siklustemapada cuaca, siswamungkinbertukar pikiran perihal daftardampakcuacapada kehidupan mereka, tetapimereka tidakakan berbicaratentang cuacauntukmengingatempat jenisawan yangmerekapernah pelajari.
Guru memainkan kiprah penting sebagai perencana kegiatan untuk percakapan kelompok kecil. Kegiatan dan proyek harus menarik bagi siswa, dan guru harus mengajukan pertanyaan otentik, yaitu pertanyaan tanpa tanggapan yang jelas, yang mengharuskan siswa untuk menafsirkan atau berpikir kritis. Selama siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, guru membantu kelompok dan membuat saran yang mereka dibutuhkan, tetap dilarang memaksakan ide-ide mereka pada siswa. Guru yakin pada kemampuan siswa untuk membuat pengetahuan, menghormati ide-ide mereka, dan memberi komentar dan pertanyaan  secara serius.
1.      Pedomanuntuk melakukanpercakapan
Siswa belajardanmemperbaiki strategidan keterampilanmerekauntuk bersosialisasidanberbicaradengan sobat sekelaskarena merekaberpartisipasi dalampercakapankelompok kecil(Cintorino, 1993). Siswabelajar bagaimanauntuk memulai percakapan, bergiliran, menjaga percakapanbergerak maju, mendukungkomentar danpertanyaan yang dibentuk oleh anggota kelompok, menangani konflik, dan mengakhiri pembicaraan. Danmereka berguru perihal pentingnya bicaradalam membuatmaknadan menciptakanpengetahuan.
1.1.Memulai percakapan. Percakapandapat dimulai oleh seorang sukarelawanatauseseorangyang ditunjuk. Terkadang gurumemberikanpertanyaanotentikuntuk dibahas. Kemudian guru atausiswamulaipercakapandengan mengulangiataumembaca pertanyaan, dananggotakelompokmemberi respon denganmenuliscepat atauentrijurnal, satu siswabisa mulaidengan membacakannya dengan keraske grup.
1.2.Menjaga keberlangsungan percakapan . Siswamembuat komentardanmengajukan pertanyaan, dan merekamendukunganggota kelompok lainnyadengan cara memperluaskomentar mereka. Kuncinya adalaheksplorasi, danseluruhpercakapankelompokini mengalami kemajuanmenuju tujuan bersama(Cintorino, 1993). Tujuannyamungkinmembuat sebuah proyek, mengembangkanintepretasisebuah bukuyang telah dibacaataumenanggapi pertanyaan guru. Dari waktu ke waktupercakapanmelambatdan merekamungkin membisu beberapamenit(Sorenson, 1993). Kemudiananggotakelompokbertanya ataumembuat komentaryang menggiringpercakapanke arah yang baru.
Dengan sopan, siswa menerimakomentar yang dibentuk olehanggota kelompokdengan penuh perhatiandanhormat. Siswamendukungsatu sama lain dalamkelompok. Mungkin cara yang palingpenting adalahdengan memanggilsatu sama lain dengannama. Mereka jugamenumbuhkaniklim kepercayaandalam kelompokdengan mengekspresikankesepakatan, berbagiperasaan, menyuarakanpersetujuan, danmengacu padakomentaryang dibentuk anggota kelompoksebelumnya.
Konflikdalam percakapan sebuah gruptidak bisa dihindari, tetapi siswaperlu berguru bagaimanauntukmenghadapinyasehinggatidakkeluar jalur. Siswaharus menerimabahwa merekaakan memilikisudut pandang daninterpretasiyang berbedadanbelajar menghargaipendapat masing-masingdan melaksanakan kompromi. Cintorino(1993) melaporkan bahwa siswa kelas delapan memakai humoruntuk meredakanperselisihandalam percakapankelompok kecil.
1.3.Mengakhiri pembicaraan.Di akhirpercakapan,siswa mencapaikonsensus, menyimpulkan bahwa merekatelah menelitisemua dimensipertanyaan,ataumenyelesaikan sebuah proyek. Kadang-kadangsiswamemiliki produkdari percakapan. Mungkindaftarkesepakatanatau kumpulancatatan. Di lain waktumungkin produk yang telah dibentuk oleh murid.Anggota kelompokbertanggung jawab untukmengumpulkan dan menyimpanbahan-bahanyang mereka gunakanataumelaporkankerja kelompok.
2.      Jenispercakapan
Siswaberpartisipasi dalam berbagaijenispercakapan, dan merekamenggunakanbicarauntuk tujuan estetikadaneferen. Contohnyaadalah untuk:
·         Menganalisispropagandadalam iklandan pengumuman
·         membandingkankarakter dalamdua cerita
·         bertukar pikiran membuat pertanyaanuntuk wawancara
·         mendesainmuralataupapan pengumuman
·         Menilaiefektivitasprogrambimbinganlintasusia
·         berbagi hasil tulisandalam kelompokmenulis danmendapatkan umpan balik dariteman-teman sekelastentang caramerevisidraft yang masihkasar
·         menulisnaskah untukwayang, mendesain wayang , dan merencanapentas wayang golek
·         mendiskusikanreaksidan mengembangkaninterpretasidari buku atau penggalan yang telah dibaca
·         Membuatklaster(diagram weblike) tentanginformasi yang disajikandalam sebuah film
·         merencanakanproyekmendongeng
3.      Mengajarsiswa untukberbicaradalam kelompok kecil
agar percakapan kelompok sukses, guru perlumenciptakan iklimkepercayaandikelas mereka. Gurumelakukan hal inidengan menunjukkankepada siswa bahwagurumempercayai siswadankemampuan mereka untuk belajar. Demikian pula, siswabelajar bersosialisasidengan sobat sekelasdansaling percaya satu samalain ketika merekabekerjabersama dalamkelompok kecil
Sorenson(1993) memulaitahun pedoman barudengan mengatakankepada siswa kelas 8bahwa merekaakan berpartisipasi dalamberbagai jenisdiskusidikelas. Dia menutuptandadi kelasyang mengatakan"saling mengajarkan" dandiamengatakan kepada merekabahwa ituadalah kutipan darisalah satu muridnya.bahwa bakal ada perbedaan saatdiskusi danbekerja. Para siswabelajar bahwaapa yang mereka katakanadalahsama pentingnya denganapa yang gurukatakan danbahwa melaluipercakapan, siswamengajarsatu sama lain.
Guru memberi pola bagaimanasiswa dapatmemulaipercakapan, mempertahankan hingga mengakhirinya. Bersama-sama, gurudansiswamenyimpulkan apa yang telahmereka pelajaridan mengembangkanpedomanuntuk percakapankelompok kecil. Guru mengawasisiswasaat mereka bekerjadalam kelompok kecil danmengajarkanprosedur minilessons , konsep, danstrategiserta keterampilan.
4.      Mengajar berbicara dalam minilesson
Meskipunanak-anak sudah lancar berbicara ketika tiba ke sekolah, mereka perlu belajarcara-cara baruuntuk menggunakanpercakapan. Percakapan grupKecilmenyediakan salah satu cara baru. Gurusalah alasannya menganggap siswatahu bagaimana berbicara, mereka tahubagaimana bekerjadalam kelompokkecil, bercerita,berpartisipasi dalamberdebat, dll. Guruperlu menjelaskandanmemperagakanberbagai carabicara danmengajarminilessonsprosedur, konsep, danstrategidan keterampilanuntuk banyak sekali jenispembicaraan.
5.      Beradaptasiuntuk memenuhikebutuhansetiap siswa
Bicaramerupakanalat belajaryang berguna, dan pentingbahwa kegiatandisesuaikansehinggasetiap siswadapat menggunakanbicara. percakapan kelompok kecil dankegiatanbicaralain yang dibahas dalambab inidapat disesuaikandalam banyak sekali cara untukmemenuhikebutuhan siswa. Mungkin cara yang palingdasar untuk memenuhikebutuhansiswa yangtidak nyaman berbicaradalam kelompok besaratauyangragu-raguuntuk berbicarakarena merekabelajarbahasa Inggrissebagai bahasa keduaatau memilikigangguan berbahasaadalah bekerja dalam kelompokkecil, kelompokyang nyamandan tidak harus berbicara secara resmi.Jauh lebih mudahuntuk bekerjadalam kelompok keciluntuk menyelesaikanproyekselain memberikanlaporan lisandidepan kelasatau berpartisipasi dalamdebat.
Dramaadalah cara yang ampuhuntukmengetahui, danbanyak siswamendapatkan laba darimendramatisircerita yang merekatelah mereka baca danbahkanmerekabelajar tentangsiklustemauntukmemahami mereka lebih baik. Selain itu, banyaksiswa lebihnyaman berbicaradi depan kelompokketikamereka memilikibonekadi tanganmereka daripadaketika merekaberdiri di depankelompoksendiri.
5.1.memasukkansemua siswadalam percakapan
Percakapanmemilikitujuan sosial dan instruksional. siswa belajarcara untuk berbicaradenganteman sekelas, bagaimana mengajukan pertanyaan, berbagi informasi, danmenjaga percakapan terus berlangsung, mereka membangunrasa kebersamaandaniklim kepercayaan.
5.2.Menggunakankelompok-kelompok kecil
Beberapa siswamungkin merasalebih nyaman bekerjadalam kelompokkecil, sobat sekelas  yang mereka kenaldengan baik ataudalam kelompokbudaya yang sama. Siswa-siswa inimungkin bakal lebihsuksesdalam percakapankelompok kecil, atau merekamungkin bakal lebihfasih dalammemberikan ceramahbukuuntuksekelompok kecildaripadaseluruh kelas.
5.3.Memberikanpresentasi kelompok
Alih-alihmempersiapkanpresentasi lisansecara individu, siswa dapatbekerja berpasanganatau kelompok keciluntuk wawancara, bercerita,dan memberikanlaporan lisandanpembicaraanbuku. Ketikasiswa bekerjadengan pasangan ataugrupkecilini, merekaberbagi tanggung jawab. Siswa jugabelajar keterampilansosialisasiyang pentingdan mengembangkanpersahabatan.
5.4.Menggunakan Manipulasi
Banyak siswamerasa lebih mudahuntuk berbicaradi depan kelompokketika merekaberbicara tentangsuatu objekyang mereka pegang. Anak-anakmembawa benda-bendauntuk ditunjukkan, dansiswadapat membuatgrafik danposteruntuk dipakai dalamlaporan lisan.
5.5.Membuat proyekdrama
Dramaadalah carapenting bagi siswa yangmengalami kesulitanmenggunakanbahasa tertulis. Siswa dapatmenggunakankegiatanyang dramatis, sepertibermain perandan wayang, sebagaiproyekuntuk sastraunitfokus dandalam siklustema
6.      Menilaikemampuan siswa dalam berbicara
BicaraSiswadapat dinilai, meskipunjarangdi kelasdasar.Namun, karena siswadan orang bau tanah merekaseringmenghargai apa yangdapat dinilai, penting untuk menilaibicara, dansemuajenispembicaraanyang dibahasdalam penggalan inidapat dinilai. Dalam percakapankelompok kecil, guruhanyadapatmengetahuiapakahsiswaberkontribusidalam kelompokmereka, atau merekadapatmengamati perilakusiswadan menilaibagaimana siswaberkontribusi terhadapkelompokmereka. Wilkinson(1984) merekomendasikan bahwaguru"mendengarkan"percakapansiswauntuk berguru tentangkompetensibahasa merekadankemampuan mereka untukbekerja dalam kelompok kecil. Para gurudarisiswa kelasdasardapat menilai apakahsiswa:
·         Berkontribusipercakapan
·         gagasanatau  membuatkan perasaan
·         Apakahsopan
·         mendengarkan baik-komentar teman sekelas'
·         memanggil anggotadengan nama mereka
·         melihatteman sekelasketika berbicara denganmereka
Siswa kelasmenengah dan atasmempelajariprosedur yang lebihluas, strategidan keterampilan, dan di sampingenamperilakuyang tercantum di atas, guru dan siswayang lebih tuadapat menilai apakahsiswa:
·         Relawanuntuk memulaipercakapan
·         Melakukanpekerjaan yang ditetapkandalam kelompok
·         Memperpanjangdan memperluaskomentar sobat sekelas
·         mengajukan pertanyaanuntukmencariklarifikasi
·         Mintalah anggotakelompok lainuntuk berkontribusi
·         Tetappada tugas
·         Ambilbagian
·         Menanganikonflikdalam kelompok
·         Membantuuntuk mengakhiri percakapan
·         Asumsikanperan kepemimpinandalam kelompok
Gurudapatmenggunakan itemini untuk membuatdaftar penilaiandirisehingga siswadapat menilaikontribusi merekasendiri untukpercakapan dalamkelompok kecil. Adalah penting bahwasiswatahu apa yangdiharapkan dari merekaselama percakapandan bahwa merekamerefleksikanperilaku dankontribusi mereka.

B.     PERCAKAPAN ESTETIKA
Bicara estetika estetika, sepertimendengarkanestetika, berkaitan denganpengalamanhidup melaluisastradan menciptakaninterpretasi. Siswamenggunakanpercakapan estetikauntuk membahassastra, bercerita, danikut serta dalampembacaanteater.
1.      Percakapantentang sastra
Siswaberbicaratentang sastrayang mereka baca, mendengarkangurumembacakandalam kelompok kecil,atau membacabersama-samasebagai sebuah kelasuntuk menggali lebih dalamceritadan mengembangkaninterpretasi mereka. Guru dapatikut dalam diskusi sastrasebagai pesertaataupengamat, tapi bukan sebagaihakim, pembicaraanterutamadi kalangan siswa. PercakapanSastradapat diselenggarakandenganseluruh kelasatau dalam kelompok kecil. Langkah-langkah dalampercakapansastra yaitu :
a.       Pertemuan dalam kelompok
Siswabertemu bersamasebagai sebuah kelasatau dalam kelompok keciluntuk berbicara tentangbuku ataubagiandaribuku ini. Ketika siswabertemu bersamasebagai sebuah kelas, merekaduduk dalam lingkaransehingga sanggup melihat satu sama lain, danketika mereka bertemudalam kelompok kecil, mereka dudukberdekatansehingga mereka dapatberbicaratanpa menggangguteman sekelas mereka.
b.      Berbagi tanggapan
Siswaberbagireaksi mereka terhadapbuku.Setiap siswaberpartisipasidanmemberikan komentarterhadap sobat sekelas dan memintaklarifikasi. Agarsetiap orang dapatberpartisipasi, gurusering memintasiswa untuk membuattidak lebih dari tigakomentarsampaisemua orangtelah berbicarasetidaknyasekali.
c.       Mengajukan  pertanyaan
Gurumengajukanpertanyaan terbukauntuk memusatkan perhatiansiswapada satu atau duaaspek daribukuyang telahterjawab. Untuk arahnya  kemungkinan adalah:
•Fokus pada ilustrasi
•Fokus pada penulis
•Fokus pada perbandingan
•Fokus padaunsur-unsursastra/perangkat gaya/aliran
Manfaatpercakapantentang sastra.
Daripenelitian menurut pengamatanterhadap siswa kelas lima dan enam, eedsdan sumur(1989) menemukan bahwa, melaluipercakapan, siswamemperluasinterpretasimasing-masing bahkanmenciptakanpemahaman yang lebih baikdariitu. Manfaat tambahanadalah bahwa ketikasiswaberbicarasecara mendalamtentang sastra, tulisan merekamenunjukkanbahwa mereka berpikir kritisdan interpretasi(Sorenson, 1993).
2.      Mendongeng
Mendongengadalah senikunoyang merupakan metode pembelajaranyang berharga. Mendongeng sangat menghibur dan menstimulasiimajinasianak-anak. Inimemperluaskemampuanbahasa mereka, danmembantu merekamenginternalisasikarakteristikceritadan mengembangkaninterpretasicerita(Morrow, 1985).
 Langkah-langkah dalammendongeng ada empat, yaitu :
1.         Memilihcerita
Cerita tradisional, seperticerita rakyat, seringdipilih untukkegiatanmendongeng, bagaimanapun,semuajenis sastradapat digunakan. Pertimbanganyang paling pentingdalam memilihdongeng yaitu memilihceritayang Anda suka, kenal baik,dansarat pesan. Marrow(1979) daftar pertimbangan lain:
Ceritaini sederhana, memiliki alur dan berpengetahuan
Ceritamemilikiawal , tengah, dan akhir yang jelas
Ceritamemiliki temadasar
Ceritamemilikisejumlah kecilkarakter yang didefinisikan dengan baik
Ceritaberisidialog
Kisahmenggunakanpengulangan
Ceritamenggunakan bahasaataufraseyang bermacam-macam
2.         Persiapanuntuk menceritakan sebuah dongeng
Siswamerencanakan danmelatihceritayang sudah mereka ketahui sebelummenceritakannya. Tidak perluuntuk menghafalceritauntuk mendongengkannya. Siswaberlatihmendongengbeberapa kali, menggabungkanfrase, membuat berbagaisuara, ataumenggunakanalat peragaatau gerakan.
3.         Menambahkan alat peraga
Siswadapatmenggunakan beberapa teknik untukmembuat ceritamenjadi hidupseperti apa adanya. Tigajenisalat peragayang menambahvariasi dan meningkatkan minatuntukcerita;
•papan gambarflanel.
•Boneka
•Obyek
4.         Menceritakandongeng
Siswamenceritakan kisah-kisahmereka telahuntukkelompok-kelompok kecilatau sobat sekelasatauanakyang lebih muda. Guru mungkininginmembagipenonton ke dalamkelompok-kelompok kecilsehinggalebih banyak siswadapatmenceritakan kisahpada satu waktu.
Menilaisiswakegiatanmendongeng
Gurudapatmenilaibaiksiswaprosesgunakan untukmenceritakan kisah-kisahdankualitasproduk yang mereka hasilkan, tetapiproses pengembanganinterpretasijauh lebih pentingdaripada kualitasproduk. Gurumemeriksa bahwasiswabergerak melaluiperencanaanlangkahdanberlatihceritasebelummenceritakannya :
•Perkenalkancerita untukpenonton
•Sertakanbeginnning, tengah, danakhir cerita
•Tambahkandialog
•beragamsuara merekalebih menarik
•Gunakanalat peragaataugetures
Sebagaisiswa memperoleh pengalamanbercerita, mereka menjadi lebihnyamandidepan audiensdanmempelajari cara-carauntuk "bermain" dengan audiensmereka.
2.      Pembacaan teater
Pembacateatermerupakan presentasi formal mendramatisasinaskaholeh sekelompokpembaca" (Busching, 1981, p, 330). Setiap siswamenentukanperandan membacakarakterdalam script. Siswadapatberdiri atau duduk, tetapi mereka harus membawaseluruhkomunikasiplot, karakterisasi, suasana hati, dantemadengan menggunakansuara, gerak tubuh, danekspresi wajahmereka.
2.1.Langkah-langkah dalampresentasipembacateater
Pembacaanteatermenghindari banyakpembatasanyang menempel dalamproduksi teater. Tiga langkahdalam mengembangkanpembacateateradalah:
1.                   Memilihscript
Kualitas script memperlihatkan karakteristikyang samaseperti halnyajenissastralainnya. Limakarakteristikpentingadalahcerita yang menarik, plotmaju mundur, karakterdikenalidandipercaya, bahasa , dangayad(Manna, 1984). Penyusunantekspada halamanjuga merupakan pertimbanganpentingketika memilihnaskah. Harus adaperbedaan yang terang antaraarahpanggung dandialogmelaluijarak danvariasiyang memadaidalam jeniscetak danwarna. Perbedaan inisangat pentingbagi siswayang tidak akrabdenganFormatnaskah.
Siswajugadapat mempersiapkannaskah merekasendiri untukpembacateaterdari buku-bukusastraanak-anak.
2.                   Berlatih presentasi
Untuk memulai, siswa memilihbagian-bagianyang bakal mereka baca. Seorang siswadibutuhkanuntukmasing-masing karakterdan satu untuknarator, jikascrippanggilan untuksatu. Siswamembacapresentasisekali atau dua kali, kemudian berhentiuntuk membahascerita.Busching(1981) merekomendasikan menggunakanpertanyaanuntuk menyelidikipemahaman siswa. Melaluidiskusi ini, siswa memperolehpemahaman yang lebih jelasdari ceritadanmemutuskan bagaimanamenafsirkankarakter mereka.
3.      Mementaskan presentasi
Pembacateaterdapat disajikanpadapanggungataudi sudutkelas.Siswaberdiri atau dudukdalam satu barisdan membacabagian merekadalam script. Jikapembacasedang duduk, mereka harus berdiriuntuk membaca bagianmereka, jika merekaberdiri, mereka harusmelangkah majuuntuk membaca. Penekanannya bukanpada kualitasproduksi, tetapi lebihpada kualitasinterpretatifsuaradan ekspresi.
Menilaipresentasisiswa
Siswa bekerjadalam kelompokkeciluntuk merencanakandanmelatihpresentasipembacateater. Guru dapatmenilaikarya siswadalam kelompokkecil maupuninterpretasi merekadari ceritaselama presentasi. Fokusnya yaitu padainterpretasiteks para siswa, guru perlumengaksespemahaman siswa tentangceritadan karakter yang mereka tampilkan.
C.      PERCAKAPAN EFEREN
Siswamenggunakan percakapan eferenuntuk menginformasikandanmembujuk. Siswamenggunakan empatjeniseferenbicara: tunjukkan dankatakan, laporan lisan, wawancara, danperdebatan.
1.          Percakapanselamasiklustema.
Siswaberbicara tentangkonsep-konsepyang mereka pelajaridanisu-isu sepertipolusi, senjata nuklir, danapartheid. Percakapan inidapat berlangsungdalam kelompok kecil ataubersama-samasebagai sebuah kelas. Berbeda denganpercakapansastradi manasiswabicaraterutamaestetikauntuk menciptakandan memperdalaminterpretasi mereka, siswa menggunakanbicaraterutamaeferenuntuk membuat pengetahuandan memahamihubunganantarakonsep-konsepyang mereka pelajari. Siswamengumpulkan informasiuntukpercakapanmelalui pemberianatau mendengarkanpresentasi lisan, membaca buku-bukuinformasidan surat kabar, danmenontonberitatelevisidan film.
1.1.Strategibertanya
Gurusering menggunakanpertanyaan untukmemulai pembicaraanselama siklustema, danpertanyaan-pertanyaan dari guru biasanya melampauipemikirantingkat pengetahuandenganjawaban yang benaruntuk pertanyaan-pertanyaanotentikdi mana siswamenganalisadan menganalisis informasisertamembuat koneksi kekehidupan mereka sendiri.
• Ajukan pertanyaanyang direncanakandengan hati-hatiuntuk mengatur danmengarahkanpelajaran.
urutan pertanyaan  bepindah daripertanyaantingkat faktualke tingkatpertanyaan tingkattinggiyang memerlukanpemikiran kritis
•Ajukan pertanyaan untukmenindaklanjutirespon siswa.
1.2.            Papan  KWL.
Papan KWLadalah cara yang baikuntuk membantu siswamengambil kiprah aktifdalam berbicara tentangapa yang mereka pelajaridalamsiklustema(Ogle, 1986, 1989). KWLadalah Know =tahu, want to know = Ingin belajar, dan learn =Belajar. Gurumenggunakangrafik inipada awalsiklustemauntuk membantusiswa berpikirtentang apa yang merekaakan pelajari danmendorongmereka mengajukan pertanyaanyang mengarahkanpembelajaranmereka selamatema.
Untuk memulai, guru memintasiswauntuk melaksanakan tukar pikiran tentangapa yang mereka ketahuitentangtopik.Kemudiangurumencatat informasidalam kolom "K" atau"apa yang kita tahu".Sebagiansiswa memberikaninformasi dankebingunganmuncul, gurumenambahkanpertanyaan dalam kolom"w" atau"apa yang kita ingin pelajari".
Selanjutnya,siswa berpartisipasi dalamkegiatan yang berhubungandalam"W" kolom. Kemudian, siswamerefleksikan apayang telah mereka pelajaridanmenyelesaikan"L" atau"apa yang kita pelajari". Tabel KWLmembantumempersiapkan siswa untukbelajar.
2.      Tampilkandanmemberitahu
Siswakelasdasar sering membawabenda-bendafavoritke sekolahdan berbicaratentang mereka. Ini adalahjembatanyang baik antararumah dan sekolah, dancara show and telladalahpengenalan yang baik untukberbicara di depankelompok.
2.1.Pedomanuntukpembicara danpendengar
Pembagian waktuyangberulang-ulang bakal membuat belum dewasa kehilangan minat, sehinggaguru harusberperan aktifuntukmelakukan sharingkegiatan berharga. Guru dapatmendiskusikan perandan tanggung jawabbaik sebagai pembicara danpendengar. Beberapa anakperludoronganbahkan bila merekatelah disarankanuntuk menceritakan tentangobjek yang merekatelahdibawa kesekolah. Hal ini menggodabagi guru untukmempercepatdengan mengajukan pertanyaandan, tanpa disadari, untuk menjawab pertanyaanmereka sendiri, terutama untukanak yang sangattenang.
2.2.Menunjukkan dan berbicara pada siswa yang lebih tua
Menunjukkan dan berbicara atau membagi kegiatan harus dilanjutkan di tingkat SD alasannya berbicara informal yaitu sebuah penggalan kebutuhan dari kelas (Camp & Tompkins, 1990).
Siswa kelas menengah dan tinggi ikut serta dalam acara membuatkan dengan cara yang sama menyerupai anak SD.  Siswa dan guru gotong royong memutuskan pedoman untuk membuatkan dan diskusi bagaimana menyiapkan dan menyajikan pertunjukan mereka dan presentasi. Langkah-langkahnya yaitu merencanakan, menampilkan, mengkritik (Camp & Tompkins, 1990). Guru menjadi model sebuah pertunjukan dan mempresentasikan kepada belum dewasa melalui membuatkan hobi dan sesuatu yang menarik lainnya.  
            Siswa menentukan sebuah obyek,  pengalaman, dan acara dikala ini untuk membagi dan merencanakan apa informasi yang termasuk dalam presentasi mereka. Untuk mendorong anak menentukan topik yang bermakna untuk dibagi, guru mungkin sanggup membaca Show and Tell War. Siswa merencanakan presentasi mereka dengan menentukan apa yang bakal mereka katakan dan kemudian mengelompokkan sebuah planning seni administrasi yang efektif. Dalam pengelompokan, siswa menggambar denah diagram dalam lembaran kertas kemudian tulis pokok pikiran dan rinciannya. Mereka ulai menulis nama dan topik ditengah kertas dan menggambar kata yang dilingkari. Lalu mereka menggambar garis atau sinar diluar bundar yaitu 3 atau 4 pikiran pokok perihal topik. Kata yang dilingkari kemudian digambari banyak garis dari bundar dan menambah rincian pikiran pokok. Pengelompokan siswa yang level labih tinggi pada boneka ditunjukkan pada gambar 4-5. Pikiran pokok dan rincian digambar keluar dari pusat. Pengelompokan ini dipakai untuk mengelompokkan dan mengorganisasikan pandangan gres selama meencanakan dan sebagai catatan selama presentasi.
          Presentasi siswa berlangsung singkat , biasanya berakhir 1 atau 2 menit. Siswa banyak sekali mata pelajaran dan pengalaman mereka memakai kelompok pandangan gres dan diorganisasi selama perencanaan. Konsentrasi berbicara mereka dan berdiri dengan sempurna tidak mengalihkan perhatian pendengar. Siswa yang lebih bau tanah ikut serta dalam pembagian kegiatan berbicara di depan sobat sekelas. Tahap perencanaan sangat penting untuk mensukseskan sebuah presentasi. Siswa lain bakal mendengarkan dengan baik dengan perhatian, bertanya, dan menanggapi pada bicara nonverbal. Setelah bicara pendengar bakal bertanya untuk memperjelas dan memperluas coment pembicara.
3.2.c    Menilai pertunujan dan presentasi.
Siswa sanggup diskusi dengan efektif pada presentasi mereka memakai petunjuk. Petunjuk sanggup diubah ke dalam  cek list keduanya, pembicara dan pendengar sanggup melengkapai masing-masing presentasi. Melalui cek list dan diskusi siswa berguru memberi presentasi yang menarik dan percaya diri didepan kelompok.
Pertunjukan dan bicara sanggup menjelma tipe informal dari laporan ekspresi untuk tingkat menengah siswa. Ketika metode ini dipakai secara efektif siswa yang lebih bau tanah mendapat nilai dari latihan bicara dalam informal atau keadaan tidak tekondisi. Contohnya memulai acara berbagi, siswa berbicara perihal koleksi gigi hiu, sebuah  acara dari Ice  Capades Show. Baru-baru ini ditemukan kulit ular, atao tangkapan dari liburan di yellowstone. Pertunjukkan dan berbicara pada presentasi sanggup memimpin drama informal, membaca, dan menulis aktivitas. Seorang siswa mungkin bakal menari ingat yellowstone pada peta. Ketiga siswa bakal menulis perihal koleksi hadiah gigi hiu dan bagaimana itu dikumpulkan. Pengalaman lebih dari latihan isan membantu siswa bersiap untuk acara bahasa yang lain.
3.3 Laporan Lisan
                 Mempelajari bagaimana menyiapkan dan menampilkan laporan ekspresi yaitu kegiatan bicara bertujuan yang penting untuk guru kelas menengah dan kelas tinggi. Tapi siswa sering ditugakan untuk memberi laporan ekspresi tanpa ada petunjuk perihal bagaimana menyiapkan. Banyak siswa dengan gampang menjiplak laporan dari ensiklopedi dan mereka membaca itu. Hasilnya yaitu bahwa siswa berguru dan takut berbicara didepan kelompok bukannya membangun kepercayaan diri pada kemampuan biaca lisan.
            Kita bakal fokus pada langkah mengajarkan anak bagaimana menyiapkan dan menampilkan dua tipe laporan lisan. Tipe pertama termasuk laporan pengetahuan sosial atau topik ilmu menyerupai native amerika, sistem tata surya di canada. Kedua temasuk tipe berbicara perihal buku review atau tayangan tv dan film. Lapora ekspresi memiliki fungsi bahasa asli, untuk memberi informasi atau efek dan mereka sering melaksanakan menyerupai proyek selama dalam tema. .
Laporan informasi Siswa menyediakan dan memberi laporan perihal topik yang mereka pelajari dalam pengetahuan sosial dan ilmu. Memberi sebuah laporan dengan ekspresi membantu siswa untuk berguru perihal topik dalam area khusus serta pengembangan kemampuan berbicara mereka. Siswa membutuhkan banyak latihan untuk menyiapkan laporan untuk ditampilkan waktu tertentu, mereka perlu berguru bagaimana menyiapkan dan menampilkan laporan penelitian. Empat tahap dalam menyiapkan laporan yaitu menentukan topik, mengumpulkan informasi, mengorganisasi informasi, dan membuat presentasi.
Langkah demi langkah
1.      Memilih topik
Kelas dimulai dengan menentukan topik untuk laporan. Contohnya bila kelas 2 mempelajari badan manusia, masing-masing siswa mungkin menentukan penggalan yang berbeda dari badan yang untuk dilaporkan. Setelah siswa menentukan topik mereka, mereka membutuhkan persediaan atau berpikir lebihapa mereka tahu perihal topik dan memutuskan apakah mereka butuh untuk mempelajari perihal itu. Mereka sanggup berguru untuk fokus pada poin kunci untuk laporan mereka dalam beberapa cara. Strategi satu, yaitu membuat kelompokdengan topik tertulis dan lingkarandi dalam tengah-tengah kertas. Poin kunci dijabarkan dari topik menyerupai sinar dari matahari. Siswa menulis rincian dalam cabang dari masing-masing pandangan gres pokok.
Strategi yang lain yaitu chart data, dimana guru menyediakan sebuah lis chart dengan 3 atau lebih poin kunci untuk memandu siswa semoga mendapat informasi untuk laporan mereka. Gambar 4-6 memperlihatkan sebuah kelompokdan chart data untuk laporan penggalan badan manusia.Strategi ketiga yaitu saling bertukar pikiranide semoga mungkin poin kunci oleh menjawab pertanyaan perihal topik pendahuluandengan who, when, why, where,  what, and how. Tingkat kesulitan dari poin kunci tergantung dari usia anak dan pengalamannya.   

2.       Mengumpulkan  dan mengorganisasi informasi
Siswa mengumpulkan informasi memakai sebuah variasi materi referensi, , termasuk tapi tidak dibatasi buku informasi, majalah, surat kabar,  ensiklopedia yaitu ketersediaan sumber tapi mereka hanya sebagai sumber dan acuan material lainnya yang harus memenuhi. Selain itu, untuk mencetak sumber ,  siswa sanggup melihat deretan foto dalam film dan videotape dan sanggup mewawancarai orang dalam komunitas yang memiliki keahlian khusus pada topik bgai siswa yang memiliki pengalaman yang tebatas terhadap informasi lokasi di perpustakaan, perjalanan kelas ke perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum mengumpulkan acuan material yang bermanfaat.
Awalnya mengorganisasi- memutuskan poin kunci- melengkapi langkah pertama dan memberi instruksi perihal pengumpulan informasi. Sekarang siswa melihat kembali informasi yang telah dikumpulkan dan memutuskan bagaimana menampilkan yang terbaik sehingga laporan bakal menarik dan terorganisasi dengan baik. Siswa sanggup memindahkan catatan yang bakal dipakai untuk laporan mereka dari kelompok atau tabel data kartu catatan. Hanya kata kunci bukan kalimat atau paragrap bakal tertulis pada kartu.
3.      Membuat visual
Siswa mungkin juga mengembangkan visualnya menyerupai , diagram, peta, gambar, model, dan garis waktu. Contohnya kelas 2 yang memberikan laporan pada penggalan badan menggambar dan tanah liat model penggalan dan memakai kerangka yang besar gantungan di dalam ruang kelas untuk memperlihatkan tempat dari organ dalam tubuh. Visual menyediakan “penopang” untuk pembicara dan menambah unsur yang menarik bagi pendengar.
4.      Memberi presentasi
Langkah terakhir yaitu latihan dan kemudian memberi presentasi. Siswa sanggup berlatih selama beberapa waktu dengan meninjau kembali poin kunci dan membaca lagi kartu. Siswa mungkin bakal menentukan khususnya yang fakta menarik untuk memulai presentasi.
Sebelum presentasi dimulai, guru mengajarkan  sedikit karakteristik perihal presentasi yang berhasil. Contohnya, pembicara bakal berbicara cukup keras semoga semua bisa mendengar, melihat semua audien, tetap pada poin kunci, artinya kartu catatan sangat penting  dan memakai visual mereka.
Siswa biasanya audien dari laporan lisan, dan anggota audien memiliki tanggungjaawab. Mereka bakal memperhatikan , mendengarkan pembicara, menjawab pertanyaan, dan bertepuk tangan untuk pembicara. Biasanya siswa memberi presentasi untuk seluruh kelas, tapi itu mungkin untuk membagi kelas menjadi beberapa kelompok sehingga siswa bisa menampilkan laporan pada masing-masing kelompok secara bersamaan.
Guru sanggup menilai laporan ekspresi siswa sesuai langkah-langkah perkembangan laporan  serta mempresentasikan laporan mereka di depan kelas. Siswa juga sanggup menilai presentasi mereka sendiri, mempertimbangkan masing-masing langkah yang melibatkan dalam perkembangan lapora lisan. Poin ini mungkin dipakai dalam perkembangan evaluasi melalui cek list:
Apakah kau menentukan topik yang sempit?
Apakah kau mengumpulkan dan mengorganisasi informasi pada cluster atau data chart?
Apakah kau mempersiapkan chart dan visual lain dipakai dalam presentasi?
 Apakah kau melaksanakan latihan presentasi?
Siswa sanggup juga merefleksi presentasi dan merespon pertanyaan.
Apakah kau menampilkan laporan sesuai yang kau rencanakan?
Apakah kau bicara cukup keras sehingga bisa didengar?
Apakah kau sanggup melihat audien?
Apakah kau sanggup memakai visual?
Apakah kau membuat poin kunci?
Bagaimana audien menanggapi presentasimu?
Apa yang paling kau nikmatidari presentasimu?
Apakah yang bakal kau rubah atau lakukan dengan berbeda dikala kau memberikan laporan yang lain?
Buku bicara dan ulasan yang lain Siswa memberikan laporan ekspresi untuk mengulas buku yang telah dibaca atau pertunjukkan televisi dan film yang mereka tonton. Itu buku yang berbicara dan ulasan yaitu salah satu tipe proyek siswa membuat pada unit fokus literatur, membaca lokakarya, dan bundar tema. Langkah-langkah dalam menyiapkan dan mempertunjukkan ulasan yaitu menyerupai dengan melaporkan informasi berikut ini:
Langkah demi langkah
Mengumpulkan  informasi. Siswa menentukan informasi untuk laporan, termasuk ringkasan singkat dari pilihan dan informasi bibiliografi; membandingkan dengan pilihan lainnya. (dengan tema yang mirip, menulis dengan autor yang sama, memulai dengan pemeran yang sama) kekuatan dan kelemahan dan opini dan kritik. Mereka juga menentukan a brief axcerpt dari buku untuk dibaca atau an excertp dari vidio tape untuk ditampilkan.
mengorganisasi informasi.  Siswa merekam dan mengorganisasi informasi pada sebuah cluster dan mereka menjiplak kata kunci untuk notecards.
Menciptakan visual. Siswa membuat penopang untuk pertunjukkan selama meninjau kembali. Siswa mungkin memperlihatkan buku yang membicarakan atau memberikan film. Atau mereka mungkin membawa objek dari rumah utuk membagi atau menopang tanah liat atau materi lainnya.
Memberikan presentasi siswa dengan sebentar berlatih untuk melihat kembali dan mereka memberi presentasi merujuk pada notecard tapi tidak membaca nya dan membagi ganjalan.
3.4 Interview
Hampir semua siswa melihat acara tv pada acara informasi dan familiar terhadap teknik penyampaian laporan wawancara. Wawancara yaitu sesuatu yang menarik. Aktivitas komunikasi kehidupan nyata yang membantu siswa memperbaiki kemampuan bertanya dan mempraktekan keempat model keterampilan bahasa. Mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Mewawancara yaitu alat bahasa yang penting yang sanggup diterapkan secara efektif pada siklus mereka. Kelas utama siswa, sebagai pola sanggup mewawancarai komunitas pembantu sebagai penggalan dari komunitas mereka. Dan siswa yang lebih bau tanah sanggup mewawancara waktu yang usang pada suatu pemukiman perihal kisah sejarah kawasan tersebut.  Siswa sanggup juga mewawancara orang yang tinggal jauh penulis favorit, pembuat undang-undang atau atlit olimpiade, memakai jarak jauh yaitu telepon.
Salah satu cara untuk mengenalkan wawancara yaitu dengan melihat wawancara yang dilakukan pada tv oleh penyiar dan mendiskusikan tujuan wawancara, apa yang dilakukan sebelum dan sesudah, dan menulis pertanyaan yang ditanyakan. Pewawancara memakai beberapa macam pertanyaan, memperoleh fakta dan beberapa pendapat tapi semua pertanyaa buka tutup. Jarang melaksanakan wawancara dengan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak.
Langkah-langkah dalam melaksanakan wawancara: mewawancara melibatkan lebih dari sekedar wawancara aktual. Ada tiga langkah dalam proses wawancara:
Langkah dalam melaksanakan wawancara:
1.      Perencanaa : pada tahap perencanaan, siswa menyusun pertanyaan untuk wawancara dan bertukar pikiran pertanyaan yang bakal dijawab oleh narasumber.
2.      Wawancara aktual: tahap kedua yaitu melaksanakan wawancara aktual. Siswa menyapa orang yang bakal diwawancara dan melaksanakan wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan.
3.      Membagikan hasil: siswa membagikan hasil wawancara denga beberapa cara. Bisa dengan laporan lisan, menulis sebuah laporan atau artikel surat kabar, atau membuat poster.
Topik untuk wawancara: siswa sanggup melakukan: Wawancara dengan anggota keluarga dan anggota lainnya dalam suatu kolompok dalam satu jenis topik. Cooper’s Who Put the Cannon in the Courthouse Square? A guide to Uncovering the Past (1985) ang Weitzman’s My Backyard History Book (1975) yaitu buku yang luar biasa untuk dipakai siswa dalam merencanakan sebuah komunitas pyoyek sejarah. Siswa bekerja sendiri-sendiri atau dalam kelompok keciluntuk mewawncarai penduduk usang perihal komunitas sejarah, tumbuh, dan berganti, mode pakaian, transportasi, komunikasi, tipe kerja, dan cara untuk bersenang-senang. Setelah mengumpulkan informasi melalui wawancara, mereka menulis laporan yang bakal diterbitkan di dalam kelas atau surat kabar atau buku.
Penilaian wawancara siswa: guru menilai wawancara siswa dengan mengecek tahap-tahap yang siswa ikuti dalam proses wawancara dan mengusut kualitas dari hasil akhir. Demikian pula, siswa sanggup menilai diri mereka sendiri dalam memakai proses wawancara dan laporan mereka.
3.5  Debat
Debat sangat memiliki kegunaan dikala seluruh kelas gempar oleh isu atau persoalan dan semua siswa bakal mendukung atau menentang. Sebagai partisipan dalam debat siswa berguru memakai bahasa untuk mempengaruhi sobat kelas mereka dan panadai  memberikan sudur pandang mereka. Ada dua tipe debat, yaitu:
1.      Impromptu Debat
Kelas menentukan sebuah isu atau masalah, menjelaskannya, dan mengenali posisi pendukung atau penentang isu. Siswa yang mendukung berpindah ke salah satu sisi ruangan untuk para pendukung, dan yang menentang bakal berada di sisi yang lain. Siswa yang tidak mendukung atau menentang berada ditengah-tengah.


2.      Formal Debat
Kebanyakan debat formal ini untuk siswa kelas tinggi. Debat mengambil bentuk argumen antara sisi yang berlawanan dari proposisi. Proposisi yaitu subyek debat yang sanggup didiskusikan dari pandangan penentang. Contoh: berputar , bahwa siswa harus memiliki kiprah dalam memutuskan standar sikap di kelas dan dalam mendisiplinkan para siswa yang mengganggu kelas.
Setelah proposisi ditetapkan, tim yang terdiri dari tiga atau empat orang dirancang untuk mendukung (tim afirmatif)  atau melawan (tim negatif) itu.
Tergantung pada nomor undian yang diperoleh masing-masing tim:
a.  pertama dan ketiga menyatakan mendukung proposisi
b. kedua dan keempat menyatakan menolak proposisi
c.  Pernyataan sanggahan pertama dan ketiga dibentuk oleh tim afirmatif
d.  Pernyataan sanggahan kedua dan keempat dibentuk oleh tim negatif
 
4.      AKTIVITAS DRAMATIKAL
Drama menyediakan sebuah media untuk siswa dalam memakai bahasa, keduanya verbal dan nonverbal, dalam konteks yang penuh makna. Drama tidak hanya sebuah bentuk yang berpengaruh dari komunikasi tapi juga sebuah nilai cara untuk mengetahui. Saat siswa ikut serta dalam aktitas drama, mereka berinteraksi dengan sobat satu kelas, membuatkan pengalaman, dan mengeksplorasi pengetahuan mereka sendiri. Menurut Dorothy Heathcote yang diakui sebagai guru drama di Inggris, drama “crack the code” sehingga pesan itu sanggup dipahami (Wagner, 1976). Drama memiliki kekuatan alasannya melibatkan dua hal yaitu berfikir otak kiri dan kreatif, berfikir otak kanan; itu membutuhkan pengalaman aktif (dasar, yang pertama, cara untuk belajar). Dan itu mengintegrasikan empat metode dalam bahasa. Penelitian terbaru menyampaikan bahwa drama memiliki imbas yang positif pada kedua perkembangan bahasa ekspresi ; dan pembelajaran keaksaraan.
            Banyak acara drama yang siswa sd ikuti pada informal dan spontan. Drama yang bersifat formal membutuhkan latihan yang intensif  alasannya dipertunjukkan untuk orang-orang. Drama ini tidak memaksa siswa untuk impulsif dan improvisasi. Yang lain melibatkan latihan dan disajikan untuk audience. lagi dan lagi pendidik mengingatkan bahwa kegiatan drama harus bersifat informal selama tahun-tahun sekolah dasar.
 
 
4.1  Bermain Peran
Siswa berasumsi kiprah menjadi orang lain itu menyerupai memainkan kisah sejarah. Melalui bermain kiprah siswa menjadi seseorang yang lain dan melihat dunia luar dengan pandangan yang berbeda. Kegiatan bermain kiprah biasanya bersifat informal. Siswa berasumsi kiprah atau berperilaku sesuai yang guru narasikan.
4.1.a  Di unit fukos literatur 
siswa memainkan kisah selama fokus literatur. Aktivitas itu bisa dilakukan dikala siswa sedang membaca, setelah membaca, atau sebagai proyek. Guru memakai bermain kiprah dalam menekankan poin kunci kisah dan  menjelaskan kesalahpahaman. Guru memakai bermain kiprah untuk meninjau ulang dan merangkai peritiwa dalam kisah dan membangun konsep pada siswa. 
David Booth (Kukla, 1987) merekomendasikan bahwa siswa mengeksplorasi isu atau persoalan dan makna yang dalam dari kisah melalui darama. Siswa ikut serta dalam kisah dan mengeksplorasi keadaan yang berbeda dari kehidupannya sendiri.  Setelah bermain peran, kelompok tiba bersama untuk mambagi pengalaman mereka. Setelah beraktifitas siswa merefleksikan cerita, mengakibatkan lebih sanggup diingat mealui drama. 
4.1.b. dalam bundar tema 
Bermain kiprah dalam bundar tema yaitu dirancang untuk membantu siswa menemukan pandangan gres perihal bagaimana mengatasi persoalan dalam kehidupan nyata dan mengerti sejarah dan dikala kejadian terjadi. Siswa berasumsi kiprah sebagai orang lain bukanlah kiprah dalam kisah melainkan kiprah sebagai orang dalam masyarakat dan mensimulasikan kejadian yang sedang dipelajari. 
Heatcote telah mengembangkan penemuan pendekatan bermain kiprah untuk membantu pengalaman siswa dan lebih mengerti kejadian sejarah. Melalui proses funneling. Dia menentukan fokus drama dari topik yang umum. 
4.2 Wayang dan Properti Lainnya
Siswa membuat karakter dengan wayang. Siswa berbicara dlam dua bunyi yang berbeda karakter dan melibatkan karakter dalam kejadian dari cerita. Siswa sanggup membuat pertunjukkan wayang dengan kesenian wayang atau meeka sanggup membangun sendiri. Saat siswa membuat wayang mereka sendiri, batasnya yaitu imajinasi mereka, kemampuan mereka untuk membangunnya dan materi pembuatnya. Wayang juga dipakai bagi siswa yang malu. Wayang sanggup dipakai tidak hanya pada drama saja tetapi juga novel. 
Wayang sederhana memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangakan keduanya, kreatif dan kemampuan drama. Macam-macam wayang:
a.      Stick Puppets 
b.      Paper Bag Puppets 
c.      Cylinder Puppets
d.     Sock Puppets
e.      Cup Puppets 
f.       Paper Plate Puppets
g.      Finger Puppets
h.      Cloth Puppets
                                                   
 


                                                                                 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Contoh macam-macam wayang
 
4.3  Naskah dan Produksi Teater
Naskah yaitu sebuah bahasa tulis yang unik yang siswa SD butuhkan untuk dieksplorasi. Naskah selalu berkembang menjadi bermain kiprah dan bercerita/mendongeng. Siswa segera mengenali apa yang dibutuhkan untuk menulis catatan dikala mereka menyiapkan permainan, pertunjukkan wayang, teater dibacakan, dan produksi drama lainnya. 
a.       Naskah yang dimainkan
Siswa dalam menulis naskah menambahkan struktur yang unik untuk drama yang ditulis. Siswa mulai mengetes naskah. Ini sangat efektif untuk membandingkan narasi dan versi naskah pada kisah yang sama. Siswa mendiskusikan pengamatan mereka dan menyatukan karakteristik unik dari naskah. Dan kelas tinggi menyatukannya dengan daftar yang unik.
·     Siswa membagi dua “fakta” dan tindakan
·     Naskah memiliki bagian: karakter, setting tempat, 
·     Arahan
·     Dialog
·     Dialog diikuti tindakan
·     Menggambarkan dan informasi lainnyayang ditata
·     Pengarah panggung memberi informasi
·     Dialog ditulis dengan cara khusus 
Langkah berikutnya yaitu siswa harus memperlihatkan apa yang pelajari perihal naskah yang ditulis anggota kelas atau kelompok naskah. Seorang siswa sadar bakal konvensi drama dan memiliki partisipasi dalam menulis kerja sama naskah. Mereka sanggup menulis naskah secara individu atau kelompok kecil.
b.      Naskah yang difilmkan atau di videokan
Siswa menggunakn pendekatan yang menyerupai dalam menulis naskah yang bakal difilmkan atau divideokan, tapi mereka harus mempertimbangkan komponen visual. Seperti video kamera atau sistem pemutaran VCR menjadi peralatan umum di SD. 














0 Response to "Pengembangan Keterampilan Berbicara"

Total Pageviews