MENCERMATI KATA
(LOOKING CLOSELY AT WORDS)
A. Pendahuluan
Hanya sedikit siswa yang tertarik dalam berguru wacana kata. Penelitian gres memperlihatkan bahwa paling baik siswa berguru kata melalui arti, sebuah pendekatan aktivitas. Sebagaimana mereka menulis tanggapan dalam jurnal, membicarakan wacana buku-buku yang pernah mereka baca, dan membangun rangkaian dan grafik dalam satu siklus tema, siswa berguru untuk memelihara wacana arti kata dan bagaimana cara menentukan kata terbaik untuk mengekspresikan ide. Makalah ini bakal membahas wacana bagaimana menambahkan kata gres untuk membentuk kosa kata.
Pembelajaran wacana kata ialah bagaimana cara menentukan salah satu kata yang benar untuk mengungkapkan arti yang Anda maksud. Kosa kata tidak hanya mengkode atau mengidentifikasi kata tetapi lebih fokus pada maknanya. Memilih kata terbaik untuk mengungkapkan makna ialah hal yang penting untuk semua pengguna bahasa. Ketika kita mendengar dan membaca, kita harus memahami makna dari apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Ketika kita berbicara dan menulis, kita harus menentukan kata yang sempurna sehingga orang yang mendengar atau membaca memahami pesan kita.
Words are the meaning-bearing units of language. Kata ialah unit makna-hubungan dalam berbahasa. Menurut KBBI kata ialah unsur bahasa yg diucapkan atau dituliskan yg merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang sanggup digunakan dalam berbahasa. Tiga perempat dari satu juta kata dalam bahasa inggris, kebanyakan orang hanya memakai sekitar 20.000, dan sebagian besar kata yang biasa kita gunakan berasal dari badan yaitu sekitar 5.000 hingga 7.000 kata. Kata-kata yang kita kuasai sangat terbatas. Kita memakai kata secara overlapping, tetapi terpisah pada kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis kosakata. Misalnya, mengenal kata obfuscate ketika mendengarkan atau membaca, tetapi lebih sedikit dari kita menggunakannya untuk berbicara atau menulis. Karena banyak sekali alasan, kosa kata kita dalam membaca dan mendengar lebih luas daripada kosakata berbicara dan menulis. Kita mungkin takut salah mengucapkan atau salah mengeja suatu kata, atau mungkin kita takut apa yang dipikirkan teman-teman kita jika kita menggunakan kata dalam percakapan. Kata-kata yang kita gunakan memberi ciri kepada kita dalam beberapa cara: dengan pilihankata-kata kita, berdasarkan pengucapan kita, dan dengan cara merangkai kata-kata dalam sebuah kalimat.
Kata-kata dalam kosakata pribadi kita mencerminkan berbagai tingkat pengetahuan kata. Klein (1988) membagi kosakata pribadi kita, yang dia sebut "kamus," menjadi tiga tingkatan:
1. Kamus kepemilikan untuk kata yang sudah kita tahu dan berkompeten;
2. Kamus tingkat menengah, yang sanggup diakses dengan bantuan kontekstual; dan
3. Kamus tingkat rendah, yang terdiri dari kata-kata yang sedikit kita tahu dan ketika digunakan sanggup membuat sebuah kesalahan.
Kita memiliki masing-masing tiga tingkat kamus di kepala kita, dan ketika kita belajar kata baru, biasanya kata masuk dalam kamus tingkat rendah maupun tingkat menengah. Setelah mandapatkan tambahan pengalaman atau instruksi, kata tersebut bakal ditransfer ke dalam kamus kepemilikan.
B. SEJARAH BAHASA INGGRIS
Memahami sejarah Bahasa Inggris dan bagaimana kata-kata masuk ke dalam bahasa memiliki kontribusi besar untuk memahami kata-kata dan artinya. Bahasa Inggris adalah bahasa bersejarah, dan fakta ini menjelaskan arti kata dan beberapa pengejaan yang tidak konsisten. Inggris memiliki berbagai kata-kata untuk sebuah konsep tunggal, dan sejarah Inggris pada umumnya dan etimologi kata khususnya menjelaskan duplikasi yang jelas. Perhatikan kata-kata yang bekerjasama dengan air: aquatic, hydrant, aquamarine, waterfall, hydroelectric, watercress, watery, aquarium, waterproof, hydraulic, aqualung, and hydrogen. Kata-kata ini memiliki satu dari tiga akar kata yang masing-masing berarti air: water ialah Bahasa Inggris, sedangkan aqua adalah Bahasa Latin dan hydro adalah Bahasa Yunani. Akar kata yang digunakan tergantung pada orang yang menciptakan kata, tujuan dari kata, dan ketika kata masuk dalam Bahasa Inggris.
Perkembangan Bahasa Inggris dibagi menjadi tiga periode yaitu Bahasa Inggris kuno, Bahasa Inggris tengah, dan Bahasa Inggris modern. Awal dan akhir dari masing-masing periode ini ditandai dengan peristiwa penting, seperti invasi atau penemuan.
1. Old English/Bahasa Inggris Kuno (450-1100)
Sejarah mencatat dari bahasa Inggris dimulai pada tahun 449, ketika suku-suku Jerman, termasuk Angles dan Saxon, menyerbu Inggris. Bahasa Inggris dimulai dengan pembauran dialek yang dituturkan oleh Angles, Saxon, dan suku-suku Jerman lainnya di Inggris. Banyak orang beranggapan bahwa bahasa Inggris didasarkan pada Latin, tetapi memiliki akar Bahasa Jerman dan dibawa ke Inggris oleh penjajah ini. Meskipun 85% kata dari bahasa Inggris kuno tidak lagi digunakan, banyak kata-kata sehari-hari tetap digunakan (contohnya, child, foot, hand, house, man, mother, old, and sun).
Bahasa Inggris Kuno memiliki beberapa pinjaman kata (kata-kata dipinjam dari bahasa lain dan dimasukkan ke dalam bahasa Inggris). Melalui kontak dengan budaya lain, kata-kata asing mulai tersimpan ke dalam penyimpanan kata yang didominasi Jerman. Kata-kata yang dipinjam berasal dari dua sumber utama: Romans dan Vikings. Sejumlah kata-kata itu dipinjam dari Latin dan dimasukkan ke dalam bahasa Inggris. Dalam banyak hal, bahasa Inggris Kuno lebih seperti bahasa Jerman modern daripada Bahasa Inggris Modern.
2. Middle English/Bahasa Inggris Tengah (1100-1500)
Sebuah insiden yang terjadi tahun 1066 yaitu penaklukan Norman, mengubah penggunaannya Bahasa Inggris kuno menjadi Bahasa Inggris tengah. Periode Inggris Tengah adalah salah satu perubahan yang luar biasa. Sebagian besar kosakata Inggris Kuno hilang. 10,000 kata-kata Perancis yang ditambahkan kebahasa, mencerminkan dampak Norman pada kehidupan dan masyarakat Inggris. Didalamnya termasuk kata-kata militer (soldier, victory), kata-kata politik (government, princess), kata kesehatan (physician, surgeon), dan kata-kata yang terkait bidang seni (comedy, music, poet).
Selama periode ini ada penurunan yang signifikan dalam penggunaan infleksi atau akhiran kata. Banyak kata kerja tak beraturan yang hilang, tetapi dikembangkan bentuk regular past dan past participle (seperti, climb, talk), meskipun Bahasa Inggris Modern masih mempertahankan beberapa kata kerja tidak teratur (contohnya, sing, fly). Seribu -s dipakai menjadi penanda jamak, meskipun penanda jamak Inggris Kuno -en digunakan dalam beberapa kata; kata ini tetap berada dalam beberapa bentuk jamak, seperti children.
3. Modern English/Bahasa Inggris Modern (1100-1500)
Periode Bahasa Inggris Modern tidak ditandai dengan penyerangan atau insiden politik, tetapi oleh perkembangan media cetak dan kemajuan luar biasa dalam eksplorasi, kolonisasi, dan perdagangan dengan negara-negara di seluruh dunia. Pengenalan mesin cetak di Inggris oleh William Caxton pada tahun 7.476 menandai poin pemisah antara Periode Inggris tengah dan modern. Mesin cetak adalah kekuatan dalam standardisasi ejaan bahasa Inggris, serta cara praktis untuk meningkatkan jumlah orang yang membaca buku-buku. Sampai penemuan mesin cetak, ejaan Inggris terus berkembang dalam pengucapan. Mesin cetak disajikan untuk membakukan dan memperbaiki ejaan, dan ketertinggalan antara pengucapan dan ejaan yang mulai melebar. Peningkatan luar biasa dalam eksplorasi, kolonisasi, dan perdagangan dengan banyak sekali negara di belahan dunia menghasilkan macam-macam pinjaman kata dari lebih dari 50 bahasa. Pinjaman yang diterima termasuk alcohol (Arab), chocolate (Perancis), Cookie (Belanda), czar (Rusia), hallelujah (Ibrani), hurricane (Spanyol), kindergarten (Jerman), smorgasbord (Swedia), tycoon (Cina), dan violin (ltalia).
C. Belajar Tentang Sejarah Kata
Sumber informasi terbaik tentang sejarah kata adalah kamus lengkap yang menyediakan informasi etimologis dasar tentang kata-kata: peminjaman kata dari bahasa lain, bentuk kata dalam bahasa itu atau
representasi dari kata dalam alfabet kita, dan makna orisinil dari
kata. Etimologi diapit oleh kurung persegi dan mungkin muncul di
awal atau akhir dari sebuah catatan. Mereka ditulis dalam bentuk singkatan untuk menghemat ruang, dan mereka menggunakan singkatan untuk nama bahasa seperti Ar untuk bahasa Arab dan L untuk bahasa latin. Kita bakal melihat tiga etimologi untuk kata-kata yang berasal dari
sumber yang sangat berbeda: raja, kimono dan termometer. Setiap etimologi berasal dari The Random House Dictionary of The English Language (Flexner, 1987). Kami bakal menerjemahkan dan menjelaskan setiap etimologi menggunakan proses yang kita sebut
ekstrapolasi. Misalnya kata king:
representasi dari kata dalam alfabet kita, dan makna orisinil dari
kata. Etimologi diapit oleh kurung persegi dan mungkin muncul di
awal atau akhir dari sebuah catatan. Mereka ditulis dalam bentuk singkatan untuk menghemat ruang, dan mereka menggunakan singkatan untuk nama bahasa seperti Ar untuk bahasa Arab dan L untuk bahasa latin. Kita bakal melihat tiga etimologi untuk kata-kata yang berasal dari
sumber yang sangat berbeda: raja, kimono dan termometer. Setiap etimologi berasal dari The Random House Dictionary of The English Language (Flexner, 1987). Kami bakal menerjemahkan dan menjelaskan setiap etimologi menggunakan proses yang kita sebut
ekstrapolasi. Misalnya kata king:
King [bef. 900; ME, OE cyng]
Ekstrapolasi: Kata king dalam Inggris kuno awalnya dieja cyng. lni
digunakan dalam bahasa Inggris sebelum tahun 900. Pada periode Inggris Pertengahan ejaan diubah menjadi bentuk yang sekarang.
digunakan dalam bahasa Inggris sebelum tahun 900. Pada periode Inggris Pertengahan ejaan diubah menjadi bentuk yang sekarang.
D. Kata dan Artinya
Kosakata siswa tumbuh pada laju sekitar 3.000 kata per tahun (Nagy & Herman, 1985). Melalui unit fokus literatur dan siklus tema, percobaan siswa dengan kata-kata dan konsep, dan pengetahuan mereka tentang kata-kata dan menumbuhkan makna. Anak-anak menganggap bahwa setiap kata hanya memiliki satu arti, dan kata-kata yang terdengar sama, seperti son (anak laki-laki) dan sun (matahari), membingungkan untuk mereka. Melalui pengalaman yang berkelanjutan dengan bahasa, siswa menjadi lebih pandai memahami kata-kata dan makna literal serta kiasan. Selama siswa ada di tingkat SD, siswa belajar tentang kata-kata dan tingkatan kata, kata-kata yang berarti sama dan lawan kata, kata-kata yang terdengar sama, kata-kata dengan beberapa arti, bahasa kiasan idiom, dan bagaimana kata-kata dipinjam dari bahasa di seluruh dunia. Mereka juga belajar wacana bagaimana kata diciptakan dan senang bermain dengan kata-kata (Tompkins, 1994).
1. Root Word (Akar Kata) dan Afiks (Imbuhan)
Root word atau akar kata adalah sebuah morfem, bagian dasar dari sebuah kata yang bakal ditambahkan afiks (imbuhan). Banyak kata-kata yang dikembangkan dari akar kata tunggal; contohnya, Kata bahasa Nusantara ina (ibu) dalam banyak bahasa masih berupa ina juga tapi dalam bahasa Batak berupa inang, dalam bahasa Indonesia berupa inang (“inang pengasuh=wanita pengasuh) dan dalam bahasa Aceh berupa inong (perempuan) dengan penggantian /a/ menjadi /o/.
Beberapa akar kata adalah kata-kata utuh, dan yang lain ialah penggalan dari kata. Beberapa akar kata telah menjadi morfem bebas dan dapat digunakan sebagai kata yang terpisah tetapi ada juga yang tidak sanggup digunakan sebagai kata yang terpisah.
Siswa dapat menyusun daftar kata-kata yang dikembangkan dari akar kata dan mereka dapat menarik rangkaian akar kata untuk menggambarkan hubungan akar kata untuk membentuk kata dari itu. Mengetahui elemen dasar dari kata ke kata membantu siswa mengurangi jumlah hafalan diperlukan untuk belajar makna dan ejaan.
Afiks terikat morfem yang ditambahkan pada kata dan akar kata. Prefiks ditambahkan pada awal kata, menyerupai berlari, seekor, dan mahakuasa. Suffiks ditambahkan pada selesai kata, menyerupai hadirin, tabrakan, dan seniman .
Ketika sebuah afiks diuraikan atau dihilangkan dari sebuah kata, kata yang tersisa biasanya kata yang nyata. Contohnya, ketika prefiks pra- dihilangkan dari praacara, kata acara sanggup berdiri sendiri, dan ketika sufiks -in dihilangkan dari kata hadirin, maka kata hadir sanggup berdiri sendiri. Jika kata yang tersisa tidak sanggup berdiri sendiri, maka kata tersebut tidak sanggup disebut afiks. Contohnya –kan pada kata makan bukan sufiks alasannya ma tidak bisa berdiri sendiri.
Siswa belajar makna imbuhan afiks dan bagaimana mereka ditambahkan ke kata-kata sehingga mereka dapat memahami kata yang kurang dikenal. Siswa seringkali menguraikan prefiks atau sufiks untuk kata yang tidak dikenal untuk menemukan kata dasar yang dikenali. Siswa juga memakai pengetahuan mereka wacana afiks dalam mengeja kata.
Di dalam Bahasa Indonesia, afiks tidak hanya berupa awalan (prefiks) dan akhiran (sufiks). Akan tetapi ada juga dalam bentuk (sisipan) infiks dan konfiks. Infiks ialah proses pembentukan kata dengan menambah afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Misalnya, kata telunjuk dan gemetar. Kata telunjuk berasal dari kata dasar tunjuk menerima sisipan -el- , sedangkan kata gemetar berasal dari kata dasar getar menerima sisipan -me-.
Konfiks ialah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu. Misalnya, menaikkan dan kesatuan. Kata menaikkan berasal dari kata dasar naik menerima imbuhan me-kan, sedangkan kata kesatuan berasal dari kata dasar satu menerima imbuhan ke-an.
2. Sinonim dan Antonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama atau hampir sama dengan kata yang lain. Sinonim berguna karena mereka memberikan pilihan, memungkinkan kita untuk mengekspresikan diri sendiri dengan lebih seksama. Misalnya, sinonim kata bunga ialah kembang, sinonim kata haus ialah dahaga, dan sinonim kata baju ialah pakaian.
Antonim adalah kata-kata yang mengungkapkan makna yang berlawanan. Misalnya, antonim kata bau tanah ialah muda, antonim kata besar ialah kecil, dan antonim kata panas ialah dingin.
3. Homonim
Homonim ialah kata-kata yang memiliki kesamaan bunyi dan ejaan. Homonim dibagi menjadi tiga kategori: homofon, homograf, dan homograf homofon.
Homofon ialah kata-kata bunyinya sama tetapi tulisan/ejaannya berbeda. Homofon sepenuhnya dibuat dari akar kata yang berbeda dan hanya kebetulan memiliki bunyi yang sama. Misalnya:
a. Bank (artinya tempat menyimpan uang) dan bang (sebutan untuk kakak laki-laki)
b. Massa (masyarakat) dan masa (waktu)
c. Sangsi (bimbang/ragu-ragu) dan hukuman (hukuman)
Homograf ialah kata-kata yang tulisan/ejaannya sama tetapi bunyinya berbeda. Contoh:
a. Ia makan apel (buah) setelah apel (upacara) di lapangan.
b. Pejabat teras (pejabat utama) itu duduk santai di teras (lantai depan rumah) sambil membaca info di Koran wacana pertanian di kawasan teras (bidang tanah datar yang miring di perbukitan).
c. Polisi serang (mendatangi untuk menyerang) penjahat di Kabupaten Serang (nama tempat).
Homograf homofon (dalam bahasa Indonesia disebut homonim) ialah kata-kata yang tulisannya dan bunyinya sama, tetapi berbeda makna. Misalnya :
a. Buku (ruas) dan buku (kitab)
b. Bisa (dapat) dan bisa (racun ular)
c. Beruang (hewan) dan beruang (punya uang)
d. Rapat (berdempet-dempet) dan rapat (meeting)
4. Multiple Meaning (Polisemi)
Banyak kata-kata memiliki lebih dari satu makna. Menurut KBBI polisemi ialah bentuk bahasa (kata, frasa, dsb) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh:
a. Kata “raja”
1) Rhoma Irama si raja dangdut sedang melaksanakan konser di Surabaya.
Kata raja bermakna senior dari semua kalangan penyanyi
Kata raja bermakna senior dari semua kalangan penyanyi
2) Raja hutan sedang memburu mangsannya di hutan.
Kata raja bermakna penguasa hutan
Kata raja bermakna penguasa hutan
3) Raja dari Kerajaan Majapahit sedang mengadakan sayembara.
Kata raja bermakna penguasa / pemimpin wilayah tersebut
Kata raja bermakna penguasa / pemimpin wilayah tersebut
b. Kata “buah”
1) Buah apel merupakan oleh oleh khas Kota Malang.
Kata buah bermakna buah-buahan
2) Ayana memiliki buah hati yang berjulukan Nabila.
Kata buah bermakna anak
3) Nadzar membawa buah tangan dari Kota Madura.
Kata buah bermakna oleh-oleh
c. Kata “kepala”
1) Kepala Alya pusing memikirkan kiprah matematika.
Kata kepala bermakna anggota tubuh
2) Ayahku menjadi kepala keluarga yang disiplin.
Kata kepala bermakna pemimpin keluarga
3) Kepala cabang Bank BCA berada di kawasan Yogyakarta.
Kata kepala bermakna kantor cabang atau membawahi pusat
5. Idiom
Menurut KBBI, idiom ialah konstruksi yg maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Makna yang lain idiom ialah bahasa dan dialek yang khas menandai suatu bangsa, suku, kelompok, dll. Idiom tidak bersifat universal. Ungkapan yang ada di satu tempat belum niscaya bisa diterapkan di tempat lain.
Idiom bersifat kiasan dalam pengucapan, sehingga banyak anak mengalami kesulitan mempelajarinya. Sangat penting bagi anak-anak
untuk mencari makna harfiah, sehingga perlu belajar fleksibilitas dalam menggunakan bahasa. Salah satu cara bagi siswa untuk belajar fleksibilitas adalah membuat poster idiom, seperti gambar di bawah ini!
untuk mencari makna harfiah, sehingga perlu belajar fleksibilitas dalam menggunakan bahasa. Salah satu cara bagi siswa untuk belajar fleksibilitas adalah membuat poster idiom, seperti gambar di bawah ini!
Bark up the wrong tree
Arti: Marah/mengomel/memberi saran/berbicara/meminta kepada orang yang salah.
Contoh idiom:
a. cuci mata, artinya cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
b. kambing hitam, artinya orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
c. jago merah, artinya api dalam kebakaran
d. ringan tangan, artinya garang atau suka melaksanakan tindak kekerasan
e. naik darah, artinya menjadi marah
f. cuci mata, artinya cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
g. kambing hitam, artinya orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak dilakukannya
h. jago merah, artinya api dalam kebakaran
i. ringan tangan, artinya garang atau suka melaksanakan tindak kekerasan
j. naik darah, artinya menjadi marah
E. Meminjam Kata (Kata Serapan)
Cara yang paling umum memperluas kosakata ialah meminjam kata dari bahasa lain. Praktek ini, berasal dari Inggris tua, terus berlanjut hingga sekarang. mungkin sebanyak 75% dari kata- kata kita telah dipinjam dari bahasa lain dan dimasukkan ke bahasa Inggris. Kata pinjaman telah terjadi selama setiap periode perkembangan bahasa, dimulai ketika angles dan saxons meminjam lebih 400 kata dari Romawi. Selama era delapan dan kesembilan viking memperlihatkan kontribusi sekitar 900 kata- kata. Pada masa norman memperkenalkan ribuan kata prancis ke bahasa Inggris, mereka meminjam banyak kata dari latin dan Yunani untuk memperkaya bahasa, termasuk chaos, ensiklopedia, pneumonia dan skeleton. baru- gres ini, kata dari setidaknya 50 bahasa telah ditambahkan ke bahasa Inggris melalui eksplorasi kolonisasi, dan perdagangan.
Penduduk orisinil Amerika juga memperlihatkan kontribusi sejumlah kata- kata untuk bahasa Inggris. Awalnya penduduk orisinil Amerika banyak menemui sesuatu yg asing menyerupai hewan, tanaman, makanan, dan beberapa aspek kehidupan Indian di america. Mereka meminjam istilah-istilah yang digunakan penduduk orisinil amerika untuk benda- benda atau insiden dan mereka mencoba untuk mengeja secara fonetis. Kata yg dipinjam dari penduduk orisinil Amerika termasuk chipmunk, hickory (sejarah), moccasin(rusa), moose(tikus), muskrat(kesturi), oppossum, papoose (anak orang Indian), pow- wow, raccoon(rakun), Skunk(sigung), succotash, toboggan(kereta luncur), toma-hawk, dan tepee.
F. Sumber Lain dari Kata Baru
Kata-kata gres terus muncul dalam bahasa Inggris, Banyak yang membuat untuk menggambarkan inovasi gres dan proyek scientific mereka. Beberapa kata-kata terbaru tiba dari ilmu komputer dan acara luar angkasa. Mereka dibuat dalam banyak sekali cara, termasuk penggabungan, penciptaan, dan pemotongan. Compounding berarti menggabungkan dua kata yang ada untuk membuat sebuah kata baru. Friendship dan childhood ialah dua kata yang berasal dari Anglo-Saxon yang digabungkan lebih dari seribu tahun yang lalu. Penggabungan terbaru termasuk latchkey kids dan software. Kata beragam biasanya diproses melalui tiga tahap: mereka mulai sebagai kata-kata yang terpisah (contohnya, ice cream), kemudian yang ditulis dgn tanda penghubung (contohnya, baby-sit), dan alhasil ditulis sebagai satu kata (contohnya, Splashdown). Ada banyak pengecualian untuk aturan ini, menyerupai kata beragam post office dan high school, yang tetap kata yang terpisah. Kata beragam lainnya memakai unsur-unsur Yunani dan Latin, menyerupai stethoscope dan television.
Orang yang kreatif selalu membuat kata-kata gres (coining word). Lewis Carroll, penulis Alice in Wonderland dan Through the Looking Glass, mungkin penemu paling terkenal dari kata-kata. Dia menyebut kata-kata barunya kata potmantea (meminjam dari kata Inggris untuk sebuah koper yang terbuka menjadi dua bagian) alasannya mereka diciptakan dengan memadukan dua kata menjadi satu. Contoh yang paling terkenal, chortle (tertawa terkekeh-kekeh), adonan Snort dan chuckle, ialah dari puisi "Jabber-Wocky," dan diilustrasikan dengan indah versi buku bergambar Zalben wacana Jabber-Wocky (1977) yang terkenal dikalangan siswa SD. Contoh lain dari kata adonan meliputi:
brunch (breakfast and lunch)
electrocute (electric and execute)
guesstimate (guess and estimate)
smog (smoke and fog)
Ada dua jenis kata-kata yang diciptakan ialah merk dagang dan akronim. Contoh merek dagang terkenal dan nama merek termasuk kleenex, coca-cola, Xerox, dan nylon. Nylon, contohnya, diciptakan oleh ilmuwan yang bekerja di new york dan london; mereka menamai produk mereka dengan menggabungkan ny, singkatan untuk new york, dengan lon, yang merupakan tiga karakter pertama dari london. Akronim, kata yang dibuat dengan menggabungkan karakter awal dari beberapa kata, termasuk radar, laser, dan scuba. Scuba, contohnya, dibuat dengan menggabungkan karakter awal dari self-contained underwater breathing apparatus.
Clipping ialah proses memperpendek kata yang ada. Sebagai contoh, bomb ialah bentuk singkat dari Bombard, dan zoo berasal dari zoological park. Kata yang terpotong hanya satu suku kata dan digunakan dalam percakapan informal. Meskipun ada kemungkinan bahwa siswa Anda bakal membuat kata-kata gres yang pada alhasil bakal muncul dalam kamus, siswa membuat kata-kata untuk menambahkan pizzazz ke goresan pena mereka, dan beberapa istilah membuat untuk mengisi kebutuhan tertentu menjadi penggalan dari jargon sehari-hari di kelas. Sebagai contoh, sekelompok anak kelas ketiga membuat kata crocket (crocodile + rocket) untuk menggambarkan crocodile yang menjadi roket pada selesai Dahl The Enormous crocodile (1978). Penulis juga membuat kata-kata gres dalam kisah mereka, dan siswa harus waspada terhadap kemungkinan menemukan kata ciptaan ketika mereka membaca atau mendengarkan cerita. Adams memakai woggle dalam A woggle of witches (1971), Howes (1979) mencliptakan Bunnicula untuk nama kelinci muda menakutkan mereka (Bunny + dracula), dan Horwitz menjelaskan malam menyerupai bimulous ketika langit menyerupai renda (1975). Sniglets ialah kata-kata yang tidak ada dalam kamus, namun, berdasarkan rich Hall (1985), pencipta mereka, seharusnya. Beberapa buku dari sniglets telah diterbitkan, termasuk yang dikhususkan terutama untuk anak-anak, sniglets for kids (Hall, 1985). Siswa SD menikmati membaca buku-buku ini dan membuat kata-kata sendiri. Untuk membuat sniglet, mereka memakai imbuhan, penggabungan, penciptaan, dan pemotongan. Seorang siswa kelas lima ini sniglet, tappee, ditunjukkan pada Gambar 8-6; siswa memakai -ee akhiran Latin, yang berarti "orang yang".
G. Mengajarkan Siswa wacana Kata
Siswa berguru banyak kata-kata secara kebetulan, melalui membaca atau siklus tema. Bahkan, membaca mungkin ialah cara guru yang paling penting dalam meningkatkan pertumbuhan kosakata (Nagy, 1988). Menulis juga penting, alasannya setelah siswa menemui kata-kata dalam membaca, mereka berinteraksi dengan kata-kata untuk kedua kalinya dengan cara menuliskan di catatan atau proyek mereka. Pemaparan berulang terhadap kata-kata sangat penting alasannya siswa perlu melihat dan memakai kata gres berkali-kali sebelum menjadi penggalan dari kamus kata-kata milik mereka yang mereka pahami dan menggunakannya secara kompeten.
Guru menambah pembelajaran kata melalui arahan langsung. Semua siswa berguru kata-kata tidak sulit atau gampang untuk belajar; tingkat kesulitan tergantung pada apa yang siswa sudah tahu wacana kata. Graves (1985) mengidentifikasi empat situasi yang mungkin:
- Mengamati kata (sight words) - kata-kata yang dalam kosakata siswa yg dibicarakan dan didengarkan tetapi mereka tidak tahu bagaimana membacanya.
- Kata-kata gres (New words) - kata-kata yang siswa memiliki konsepnya tetapi tidak dalam kosa kata mereka.
- Konsep gres (New concepts) - kata-kata yang siswa tidak memiliki konsepnya atau tidak dalam kosakata.
- Makna gres (New meanings) - kata-kata yang sudah ada dalam kosa kata siswa dengan satu atau lebih makna tapi untuk yang arti pelengkap perlu dipelajari.
Mungkin kategori paling sulit dari kata-kata bagi siswa untuk berguru ialah kata-kata konsep baru, alasannya mereka harus terlebih dahulu mempelajari konsep dan kemudian melampirkan label kata. Siswa sanggup mengambil manfaat dari arahan pribadi pada kata-kata ini.
Ketika merencanakan unit fokus literatur atau siklus tema tertentu, guru perlu memperlihatkan perhatian pada kata-kata yang bakal siswa pelajari. Untuk contoh, selama pada tema beruang, anak Taman Kanak-kanak bisa berguru kata-kata: shaggy (berbulu kasar), fur (berbulu halus), dangerous (berbahaya), tame (jinak), meat-eating (pemakan daging), polar bear (beruang kutub), grizzly bear (beruang buas), brown bear (beruang coklat), claws (cakar), hind legs (kaki belakang), hibernate (tidur selama demam isu dingin), den (gua) dan cubs (anak beruang). Atau studi wacana Martin Luther King, Jr., untuk siswa kelas atas mungkin termasuk kata-kata: segregasi, protes, duduk, hadiah nobel Perdamaian, aturan Jim Crow, hak-hak sipil, boikot, negro, prasangka, tanpa kekerasan, aktivis, dibunuh, dan martir. Kata mana yang bakal menjadi sight word? Kata mana yang mewakili konsep-konsep baru? Kata-kata yang sangat penting untuk memahami konsep atau pilihan membaca independen harus diajarkan; Namun, tidak semua kata sanggup atau harus diajarkan alasannya keterbatasan waktu dan alasannya siswa bakal dan sanggup menyimpulkan banyak makna kata sendiri. Siswa diperkenalkan dengan kata melalui banyak sekali kegiatan yang mereka terlibat di dalamnya: mereka bertemu kata-kata dalam buku-buku yang mereka baca, dalam film yang mereka melihat, dan selama presentasi verbal oleh guru. Sebagian siswa berinteraksi dengan kata-kata lagi dan lagi, kata-kata pada alhasil berebut posisi bergerak ke arah kamus kata-kata milik mereka. Menurut gagasan Vygotsky wacana "zona pembangunan proksimal," guru perlu waspada terhadap siswa dan kata-kata apa yang mereka pelajari secara individu sehingga mereka sanggup memperlihatkan arahan ketika siswa merasa paling tertarik untuk berguru lebih banyak wacana satu kata.
H. Dinding Kata dan Aktivitas Belajar Kata
Kata-kata untuk studi yang dipilih dari buku siswa yang dibaca selama fokus literatur atau dari siklus tema. Guru menaruh kata-kata di dinding, terbuat dari lembaran kertas besar, di dalam kelas. Siswa dan guru menulis kata-kata yang menarik, membingungkan, dan kata yang penting di dinding kata. Biasanya siswa menentukan kata-kata untuk menulis di dinding kata dan bahkan mungkin melaksanakan penulisan sendiri. Guru menambahkan kata-kata penting begitu siswa tidak bisa memilih. Kata-kata yang ditambahkan ke dinding kata muncul didalam buku yang siswa baca atau selama siklus tema-tidak sebelumnya. Siswa memakai dinding kata untuk menemukan kata yang mereka ingin pergunakan selama percakapan besar atau untuk menyidik ejaan kata yang mereka tulis, dan guru memakai kata-kata yang tercantum di dinding kata untuk kegiatan penelitian kata.
Kegiatan penelitian kata harus membantu siswa mengeksplorasi makna kata dan membuat asosiasi dengan unit fokus sastra dan siklus tema. Siswa tidak harus diminta untuk menulis kata-kata dan mendefinisikannya atau memakai kata-kata dalam kalimat atau cerita. Berikut ialah enam jenis kegiatan:
- Poster Kata (Word Posters). Siswa menentukan kata dari dinding kata dan menuliskannya dalam sebuah poster kecil. Kemudian mereka menggambar dan mewarnai gambar untuk menggambarkan kata tersebut. Mereka juga mungkin ingin memakai kata itu dalam kalimat.
- Kelompok Kata (Word Cluster). Siswa membuat kelompok dan menentukan kata dari dinding kata untuk menuliskannya di sentra lingkaran, Kemudian mereka menarik garis keluar , menulis informasi penting wacana kata, dan membuat kekerabatan antara kata dan unit fokus literatur atau tema siklus. Gambar 8-7 memperlihatkan tiga jenis kelompok kata. Kelas pertama membuat kelompok pertama wacana taxi setelah membaca The Adventures of Taxi Dog (Barracca & Barracca, 1990). Yang kedua ialah cluster untuk maple sugar yang kelas tiga buat setelah membaca sugaring Tims oleh Kathryn Lasky (1983). Cluster ketiga dalam hal mengingat ialah yang paling terstruktur. Sekelompok kecil siswa kelas tujuh yang mengembangkan kluster ini, sanggup mengingat definisi kata; sejarah atau etimologi; penggalan dari pidato; beberapa hal lain yang terkait; penggalan katanya; dan antonim, sinonim, atau homonim.
- Mendemonstrasikan Kata (Dramating Words). Siswa menentukan kata dari dinding kata dan mendemonstrasikannya di depan sobat sekelas untuk ditebak. Guru juga mungkin ingin menentukan sebuah kata dari dinding kata untuk "kata hari ini."
- Pemisahan Kata (Word Sorts). Siswa mengurutkan koleksi kata yang diambil dari dinding kata menjadi dua atau lebih kategori. Biasanya siswa menentukan kategori apa yang bakal mereka gunakan untuk hal semacam ini, tapi kadang kala guru yang menentukan kategori. Misalnya, kata-kata dari kisah mungkin diurutkan berdasarkan karakter, atau kata-kata dari tema pada mesin mungkin diurutkan sesuai dengan jenis mesin. Kata-kata sanggup ditulis pada kartu, dan kemudian siswa mengurutkan satu pak kartu kata ke dalam tumpukan, Atau, siswa sanggup mengambil secara acak dari daftar kata, mengurutkan kata-kata ke dalam kategori, dan kemudian masing-masing kelompok menyalinnya pada selembar kertas.
- Rantai Kata (Word Chains). Siswa menentukan kata dari dinding kata dan kemudian mengidentifikasi tiga atau empat kata untuk diurutkan kata sebelum atau setelah untuk membuat rantai. Sebagai contoh, kata frog (katak) sanggup dirantai menyerupai ini: egg (telur), tadpole (kecebong), frog (katak) dan kata aggravate (menjengkelkan) sanggup dirantai menyerupai ini: irritate (mengganggu), bother (menyusahkan), aggravate (menjengkelkan), annoy (mengemaskan). Siswa sanggup menggambar dan menulis rantainya pada selembar kertas, atau. mereka sanggup membuat rantai konstruksi dari kertas dan menulis kata-kata di setiap link.
- Analisis ciri sematik (Sematic Feature Analysis). Siswa menentukan kelompok kata terkait, menyerupai banyak sekali jenis burung, dan kemudian membuat grafik untuk mengklasifikasikannya sesuai dengan karakteristik yang membedakan. Sebuah analisis fitur semantik pada burung disajikan pada Gambar 8-8.
I. Pembelajaran singkat (minilessons) wacana Kata
Siswa memakai empat taktik untuk mempelajari makna kata-kata ketika mereka membaca atau mendengarkan informasi yang disajikan secara lisan. Keempat taktik tersebut adalah:
1. Bunyi (Phonics). Siswa memakai pengetahuan mereka wacana kekerabatan fonem-grafem untuk mengucapkan kata yang tidak dikenal ketika membaca, dan mereka sering mengenali arti kata itu ketika mereka mendengar itu diucapkan.
2. Analisis tata bahasa (Structural Analysis). Siswa melepaskan imbuhan dari kata dan kemudian memakai pengetahuan mereka wacana akar kata, awalan, dan akhiran untuk mencari tahu arti dari kata tersebut.
3. Petunjuk Konteks (Context Clues). Siswa memakai seputar informasi dalam kalimat untuk menebak makna kata yang tidak dikenal. Petunjuk konteks mengambil banyak sekali bentuk. Kadang-kadang kata didefinisikan dalam kalimat, dan diwaktu lain sinonim atau antonim yang digunakan, atau sebuah teladan memperlihatkan siswa citra wacana arti kata.
4. Buku-buku acuan (Reference Book). Siswa menemukan kata yang tidak diketahui dalam kamus atau ensiklopedi dan membaca sebuah definisi atau sinonim dan antonim untuk menentukan maknanya.
Siswa berguru wacana empat taktik melalui minilessons. Melalui minilessons, mereka juga berguru wacana sejarah bahasa Inggris; akar kata dan imbuhan; homonim, sinonim, antonim dan; dan makna khusus dari kata-kata, menyerupai idiom. Sebuah daftar topik untuk minilessons pada kata-kata disajikan pada halaman 304.
Tujuan dari arahan kosakata bagi siswa untuk berguru bagaimana berguru kata-kata baru, tapi pendekatan tradisional, menyerupai menugaskan siswa mencari definisi dari daftar kata dalam kamus, sering gagal untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam (Nagy, 1988 ). Carr dan Wixon (1986) menyusun empat pedoman arahan yang efektif:
- Instruksi tersebut sanggup membantu siswa utk menghubungkan kata gres dengan latar belakang pengetahuan mereka
- Instruksi tersebut sanggup membantu siswa mengembangkan pengetahuan pribadinya wacana kata.
M I N I L E S S O N | ||
KATA | ||
PROSEDUR | KONSEP | STRATEGI DAN KETERAMPILAN |
memilih kata-kata untuk dinding kata | Sejarah Inggris | menggunakan bunyi dalam mengucapkan kata |
ekstrapolasi etimologi | akar kata | menggunakan analisis struktural untuk identitas kata |
"melepas" imbuhan | Imbuhan | menggunakan petunjuk konteks untuk identitas kata |
membuat poster kata | Awalan | mempertimbangkan nuansa makna dalam menentukan kata |
membuat sekelompok kata | Akhiran | menggunakan ensiklopedi untuk menentukan kata |
melakukan pemisahan kata | Sinonim | menggunakan kamus untuk mengidentifikasi kata |
membuat rantai kata | Antonim | menghindari bahasa klise |
melakukan analisis fitur semantik | Homofon | mempertimbangkan beberapa arti dari kata-kata |
mencari kata dalam kamus | Homographs | |
mencari kata dalam ensiklopedi | homofon homographic | |
menilai penggunaan kata-kata dalam unit fokus literatur | beberapa arti dari kata-kata | |
menilai penggunaan kata-kata dalam siklus tema | ungkapan | |
| makna secara harfiah | |
| arti kiasan | |
| meminjam kata | |
| kata majemuk | |
| kata-kata yang diciptakan | |
| kata yang terpotong | |
| menemukan kata | |
| Sniglets | |
- Instruksi tersebut mengakibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran kata-kata baru.
- Instruksi tersebut sanggup membuat siswa bisa mengembangkan taktik berguru secara mandiri.
Strategi pembelajaran ini sanggup digunakan untuk mengajar minilessons pada sebuah kata tertentu atau kelompok kata yang terkait. Hal ini didasarkan pada taktik yang kita bahas pada Bab 1, dan itu meliputi karakteristik Carr dan Wixon dari arahan kosakata yang efektif, Langkah-langkahnya :
1. Pengenalan kata (Introducing The Word). Guru menyajikan kata dan menjelaskan makna, mengkaitkan kata dengan latar belakang pengetahuan siswa. Kata untuk minilessons harus dipilih dari buku-buku yang sedang dibaca siswa atau harus bekerjasama dengan siklus tema di mana siswa terlibat.
2. Penggunaan kata dalam Konteks (Using The Word in Context). Guru memakai kata dalam konteks unit fokus literatur atau siklus tema. Selain itu, guru mengidentifikasikan akar kata, berbicara wacana etimologi kata, dan memikirkan kata-kata yang terkait atau dengan gampang membingungkan, jikalau sesuai.
3. Penerapan Pengetahuan wacana kata (Applying Word Knowledge). Guru melibatkan siswa dalam suatu kegiatan untuk menghimpun semua informasi semantik, struktural, dan kontekstual yang disajikan sebelumnya itu.
4. Pengulangan kata (Reviewing The Word). Siswa dan guru mengkaji kata dan taktik yang digunakan dalam mengenali kata. Siswa sanggup mencantumkan kata ke buku catatan kosakata atau membuat poster untuk menyidik informasi yang telah mereka pelajari.
5. Menciptakan kegiatan yang kondisif semoga siswa sanggup menerapkan pengetahuan wacana kata (Providing Meaningful opportunities to use the word). Siswa memakai kata itu dalam cara yang berarti. Mereka perlu membaca kata; menulis kata dalam tulisan-tulisan formal dan informal; memakai kata dalam diskusi, debat, dan laporan lisan; dan memakai kata itu dalam kelas, kelompok kecil, dan proyek-proyek individu. Siswa perlu tahu wacana bahasa Inggris, kata-kata dan makna mereka, dan taktik yang digunakan untuk mengetahui arti dari kata-kata secara mandiri. Siswa di kelas-kelas SD berguru wacana beberapa arti serta wacana akar kata-kata akar dan imbuhan; homonim, sinonim, antonim dan; dan makna kiasan kata-kata, menyerupai idiom. Contoh dari minilesson pada petunjuk konteks ialah disajikan pada Gambar 8-9.
J. Dalam Unit Fokus Literatur (In Literature Focus Units)
Saat siswa membaca buku selama unit fokus literatur, mereka berguru banyak kata baru; beberapa mereka berguru secara kebetulan, dan yang lainnya melalui minilessons dan kegiatan meneliti kata. Saat guru mempersiapkan diri untuk membaca buku-buku dengan siswa, mereka berpikir wacana kata-kata yang mereka bakal ajarkan dan bagaimana mereka bakal mengajarkan kepada mereka. Beberapa kegiatan meneliti kata berlangsung selama tahap menanggapi proses membaca. Segera setelah membaca buku bergambar, kisah pendek, atau satu atau dua penggalan buku lagi, para siswa dan guru menambahkan kata ke dinding . Kemudian siswa memakai kata-kata dikala mereka menanggapi bacaan mereka dalam percakapan besar dan reading logs. Kemudian, selama tahap eksplorasi, siswa fokus pada kata-kata tertentu melalui kegiatan dan minilessons.
Sebuah kelas kedua berpartisipasi dalam kegiatan meneliti kata ini pada dikala unit fokus literatur selama seminggu di Tacky the Penguin (Lester, 1988), sebuah kisah wacana seekor penguin yang tidak cocok dengan gerombolannya yang rapi dan anggun, tapi sikap anehnya sangat memiliki kegunaan ketika para pemburu datang. Pada hari Senin, setelah membaca buku ini secara bersama-sama, para siswa dan guru menulis kata-kata ini di dinding :
Tacky graceful divers
penguin splashy cannonballs
icy Pretty songs
companions "Sunrise on the Iceberg"
an odd bird "How Many Toes Does a Fish Have?"
Goodly distance
Lovely hunters
Angel maps and traps
Neatly rocks and locks
Perfect rough and tough
quietly growly voires
politely fright
hearty slap on the back get rich
loud "What's happening?"
Siswa mengacu kata-kata di dinding kata tersebut yang mereka tuliskan dalam catatan mereka dan bercerita wacana cerita. Selama percakapan besar, guru terfokus pada kata absurd dan bertanya mengapa Tacky disebut burung aneh. Pada hari Selasa, para siswa meninjau kata-kata di dinding kata sebelum membaca ulang kisah memakai buddy reading (membaca bersama teman) . Hari berikutnya guru mengajar minilesson wacana bagaimana melaksanakan semacam pemisahan kata, dan siswa memakai kartu kata untuk mengurutkan kata-kata dari kisah ke dalam tiga kategori: kata wacana Tacky, kata wacana penguin lain, dan kata-kata wacana pemburu. Pada hari Kamis, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memisahkan daftar kata-kata dari cerita, mengurutkan mereka ke dalam tiga kategori, dan menyalinkan kata-kata dalam setiap kelompok pada selembar kertas. Banyak siswa juga memakai kata-kata ini dalam proyek-proyek yang mereka terlibat didalamnya.
K. Beradaptasi dalam Memenuhi Kebutuhan Setiap siswa
Belajar wacana kata-kata merupakan penggalan penting dari seni bahasa, dan sangatlah penting untuk guru menemukan cara untuk membantu setiap siswa memakai kata-kata yang mereka pelajari. Memiliki dinding kata dalam setiap unit fokus literatur dan di-kurikulum siklus tema mungkin cara yang paling penting untuk memusatkan perhatian siswa pada kata-kata. Guru juga perlu menyediakan banyak sekali kegiatan meneliti kata untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa, Daftar saran untuk mengadaptasi arahan kosakata disajikan pada halaman 308. Saran ini fokus pada cara memakai kosakata yang bermakna, berfungsi, dan orisinil .
L. Mengevaluasi Penggunaan kata pada Siswa
Guru Salah satunya sanggup menilai penggunaan kata siswa melalui tema terkait dalam banyak sekali cara. Mereka mendengarkan sementara siswa berbicara selama tema, menyidik goresan pena dan proyek siswa, dan meminta siswa untuk berbicara atau menulis wacana tema dan apa yang telah mereka pelajari. Berikut ialah beberapa taktik spesifik untuk menentukan apakah siswa telah berguru dan memakai kata-kata baru:
n Memeriksa reading log, learning log atau jurnal kata berdasarkan tema
n Menggunakan kata dlm pertemuan dan mencatat respon siswa
n Mendengarkan kosakata siswa pd dikala memperlihatkan laporan verbal
n Meminta siswa untuk membuat kluster atau menulis cepat ttg sebuah tema Meminta siswa untuk mengingat daftar kata/frase ttg sebuah unit/tema Memeriksa laporan siswa, biografi, cerita-cerita/tulisan
n Memeriksa proyek siswa untuk kata-kata yang terkait tema, atau meminta mereka untuk memberi label proyek tersebut dengan lima kata.
n Meminta siswa untuk menulis surat kepada guru yg berisi ttg apa yang telah mereka pelajari.
Guru juga sanggup memperlihatkan tes pada kosa kata, tapi ini mungkin pendekatan yang paling tidak efektif alasannya tanggapan yang benar pada tes tidak memperlihatkan apakah siswa memiliki kepemilikan dari sebuah kata atau apakah mereka menerapkannya dalam cara yang berarti dan asli.
M. RINGKASAN
Belajar wacana kata-kata merupakan penggalan penting dari seni bahasa. Bahasa Inggris ialah bahasa bersejarah, dan kedua makna dan ejaan banyak kata yang sanggup dijelaskan dalam konteks historis. Beberapa kata hanya memiliki satu makna, dan siswa di kelas-kelas SD berguru wacana beberapa arti serta wacana kata-kata akar dan imbuhan; homonim, sinonim, serta antonim ; dan makna kiasan kata, menyerupai ungkapan. Siswa berguru sekitar 3.000 kata-kata gres setiap tahun selama tingkat sekolah dasar, dan mereka berguru sebagian besar, kata-kata ini secara kebetulan melalui membaca dan di-kurikulum studi. Dalam berguru kata, siswa harus bisa untuk mengenalinya sebagai sight word, memahami konsep, dan tahu arti tertentu (jika kata memiliki lebih dari satu). Guru mengajar minilessons dan kegiatan meneliti kata sebagai penggalan dari merespon dan menjelajahi tahapan proses membaca. Ukuran terbaik siswa berguru dari kata-kata ialah kemampuan mereka untuk memakai kata-kata dalam kegiatan yang berarti, berfungsi, dan asli.
0 Response to "Pembelajaran Kosakata"